Rabu, 02 April 2008

HISAB PRAKTIS ARAH QIBLAT

Menentukan arah Qiblat hanya masalah arah yaitu ke arah Ka’bah (Baitullah) di kota Mekah, yang dapat diketahui dari setiap titik di permukaan bumi ini dengan berbagai cara yang nyaris dapat dilakukan oleh setiap orang. Di sini penulis akan menyampaikan cara mengetahui arah Qiblat yang praktis dengan mengetahui hisabnya yang praktis pula.

A. Dengan Menentukan Azimuth Qiblat
Azimuth Qiblat adalah arah atau garis yang menunjukkan ke Qiblat (Ka’bah).
Data yang diperlukan :
a. Lintang tempat (Ardhul Balad), yakni jarak dari daerah yang dimaksud sampai khatulistiwa diukur sepanjang garis bujur. Khatulistiwa adalah lintang 0° dan titik kutub bumi adalah lintang 90°. Jadi nilai lintang berkisar antara 0° sampai 90°. Di sebelah selatan Khatulistiwa disebut Lintang Selatan (diberi tanda negatif (-)), di selelah utara khatulistiwa disebut lintang utara (diberi tanda positif (+)).
b. Bujur tempat (Thulul Balad) yakni jarak dari daerah yang dimaksud ke garis bujur yang melalui kota Greenwich dekat London. Sebelah barat kota Greenwich sampai 180° disebut Bujur Barat (BB), dan sebelah timur kota Greenwich sampai 180° disebut Bujur Timur (BT). Bujur Barat berhimpit dengan 180° Bujur Timur yang melalui selat Bering Alaska. Garis Bujur 180° ini dijadikan pedoman pembuatan Garis Batas Tanggal Internasional (International Date Line).
c. Lintang Kota Mekkah 21° 25‘ 25” LU.
d. Bujur Kota Mekkah 39° 49‘ 39” BT.

RUMUS :

Tan Q = tan LM x cos LT x cosec SBMD – sin LT x cotg SBMD

Keterangan :
LM : Lintang Mekkah
LT : Lintang Tempat
SBMD : Selisih Bujur Mekkah - Daerah

Contoh Masjid Agung Jawa Tengah :
Lintang Tempat : -6° 59’ 15” LS
Bujur Tempat : 110° 24’ 15” BT
Langkah :
Cari SBMD : 110° 24’ 15”– 39° 49’ 39” = 70° 34’ 36”
Cara pejet : 110° 24’ 15”– 39° 49‘ 39” = Shift °

Langkah berikutnya masukkan ke rumus :
Tan Q = Tan 21° 25’ 25” x Cos -6° 59’ 15” x Cosec 70° 34’ 36” – Sin -6° 59’ 15” x Cotg 70° 34’ 36”

Cara pejet kalkulator I
21° 25’ 25” Tan x 6° 59’ 15” +/- Cos x 70° 34’ 36” Sin Shift 1/x – 6° 59’ 15” +/- Sin x 70° 34’ 36” Tan Shift 1/x = Shift Tan Shift ° = 24° 30’ 22.15”

Cara pejet kalkulator II
Shift Tan (Tan 21° 25’ 25” x Cos (-) 6° 59’ 15” x (Sin 70° 34’ 36”) x-1 – Sin (-) 6° 59’ 15” x ( Tan 70° 34’ 36”)x-1 = Shift° = 24° 30’ 22.15”

Kalkulator 4500P
Shift Tan (Tan 21° 25’ 25” x Cos (-) 6° 59’ 15” x (Sin 70° 34’ 36”) shift x-1 – Sin (-) 6° 59’ 15” x ( Tan 70° 34’ 36”) shift x-1 = Shift° = 24° 30’ 22.15”


Jadi Azimuth Qiblat untuk Masjid Agung Jawa Tengah adalah 24° 30’ 22.15” dari titik Barat ke Utara atau 65° 29‘37.85” dari titik Utara ke Barat atau 294° 30’ 37.85” UTSB.
Untuk mengfungsikan hasil hisab tersebut dalam penentuan arah qiblat maka langkah yang dapat dilakukan adalah:
Pertama, mengetahui arah Utara sebenarnya ( True North ) terlebih dahulu dapat dengan kompas atau tongkat istiwa’ dengan bantuan posisi matahari.
Di antara cara-cara tersebut di atas yang paling mudah, murah dan memperoleh hasil yang teliti adalah dengan mempergunakan tongkat istiwa’ yang dilakukan pada siang hari. Dengan langkah :
1. Tancapkan sebuah tongkat lurus pada sebuah pelataran datar yang berwarna putih cerah. Panjang tongkat 30 cm diameter 1 cm (misal). Ukurlah dengan lot dan atau waterpass sehingga pelataran ditemukan benar-benar datar dan tongkat betul-betul tegak lurus terhadap pelataran.
2. Lukislah sebuah lingkaran berjari-jari sekitar 20 cm berpusat pada pangkal tongkat.
3. Amati dengan teliti bayang-bayang tongkat beberapa jam sebelum tengah hari sampai sesudahnya. Semula tongkat akan mempunyai bayang-bayang panjang menunjuk ke arah barat. Semakin siang, bayang-bayang semakin pendek lalu berubah arah sejak tengah hari. Kemudian semakin lama bayang-bayang akan semakin panjang lagi menunjuk arah timur. Dalam perjalanan seperti itu, ujung bayang-bayang tongkat akan menyentuh lingkaran 2 kali pada 2 tempat, yaitu sebelum tengah hari dan sesudahnya. Keduanya sentuhan itu kita beri tanda, lalu dihubungkan satu sama lain dengan garis lurus. Garis tersebut merupakan garis arah Barat Timur secara tepat.
4. Lukislah garis tegak lurus (90 derajat) pada garis barat timur tersebut, maka akan memperoleh garis utara selatan yang persis menunjuk titik utara sejati.
Kedua, setelah kita mendapatkan arah utara selatan yang akurat, kita dapat mengukur arah Qiblat dengan cara :


U



65° 29‘37.85”
U
24° 30’ 22.15”
B T B T

S S

Gambar I


a. Bantuan busur derajat atau rubu mujayyab dengan mengambil posisi 24 0 30’ 22.15”dari titik barat ke utara atau 650 29‘33.31”. yang betul 650 29’37.85”.Dan itulah arah Qiblat.
U


65° 29‘37.85”

24° 30’ 22.15”
B T





S

Gambar II

b. Atau garis segitiga siku yakni setelah ditemukan arah utara selatan maka buat garis datar 100 cm (sebut saja titik A sampai B). Kemudian dari titik B, dibuat garis persis tegak lurus ke arah barat (sebut saja B sampai C). Dengan mempergunakan perhitungan goniometris, yakni tangen 650 29‘37.85”x 100 cm, maka akan diketahui panjang garis ke arah barat (titik B sampai titik C) yakni 219. 3675433 cm. Kemudian kedua ujung garis titik A ditemukan dengan garis titik C jika dihubungkan membentuk garis dan itulah garis arah Qiblat.











65° 29‘37.85”
100 cm

Gambar : III


B. Dengan Cara Mengetahui Rashdul Qiblat

Rashdul Qiblat adalah ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah Qiblat. Sebagaimana dalam kalender Menara Kudus KH. Turaichan ditetapkan tanggal 28/27 Mei dan tanggal 15/16 Juli pada tiap-tiap tahun sebagai “Yaumir Rashdil Qiblat”. Namun demikian pada hari-hari selain tersebut mestinya juga dapat ditentukan jam Rashdul Qiblat / Arah Qiblat dengan bantuan sinar matahari. Perlu diketahui bahwa jam Rashdul Qiblat tiap hari mengalami perubahan karena terpengaruh oleh deklinasi matahari.
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menentukan jam Rashdul Qiblat :
I. Menentukan Bujur Matahari / Thulus Syamsi, yakni jarak yang dihitung dari 0 buruj 0° sampai dengan matahari melalui lingkaran ekliptika menurut arah berlawanan dengan putaran jarum jam.


Dengan alternatif rumus :
Rumus `I. ` Menentukan buruj :
Untuk bulan 4 s.d. bulan 12 dengan rumus (min) – 4 buruj.
Untuk bulan 1 s.d. bulan 3 dengan rumus (plus) + 8 buruj.
II. Menentukan derajat :
Untuk bulan 2 s.d. bulan 7 dengan rumus (plus) + 9°.
Untuk bulan 8 s.d. bulan 1 dengan rumus (plus) + 8°.
Contoh perhitungan :
Menentukan BM pada tanggal 28 Mei 5 buruj 28° - 4 +9
1 buruj 37°
2 buruj 7°
Jadi BM untuk tanggal 28 Mei adalah 2 buruj 7°
Catatan :
1. Jika BM antara 0 buruj s.d 5 buruj ( 1° s.d 180°),
maka deklinasi positif ( + ).
2. Jika BM antara 6 buruj s.d 11 buruj ( 180° s.d 360°),
maka deklinasi negatif ( - ).
3. 1 buruj = 30°.
III. Menentukan Deklinasi Matahari ( Mail Awwal li al-Syamsi ), yakni jarak posisi matahari dengan ekuator / khatulistiwa langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu. Deklinasi sebelah utara ekuator diberi tanda positif (+) dan sebelah selatan ekuator diberi tanda negatif (-).
Ketika matahari melintasi khatulistiwa deklinasinya adalah 0°, hal ini terjadi sekitar tanggal 21 Maret dan 23 September. Setelah melintasi khatulistiwa pada tanggal 21 Maret matahari bergeser ke utara hingga mencapai garis balik utara (deklinasi + 23° 27’) sekitar tanggal 21 Juni kemudian kembali bergeser ke arah selatan sampai pada khatulistiwa lagi sekitar pada tanggal 23 September, setelah itu bergeser terus ke arah selatan hingga mencapai titik balik selatan (deklinasi -23° 27’) sekitar tanggal 22 Desember, kemudian kembali bergeser ke arah utara hingga mencapai khatulistiwa lagi sekitar tanggal 21 Maret. Demikian seterusnya.
Dengan Rumus deklinasi
Sin Deklinasi = sin SBM x sin Deklinasi terjauh ( 23 0 27‘ )

Keterangan :
SBM : Selisih Bujur Matahari
Dengan ketentuan deklinasi positif ( + ) jika deklinasi sebelah utara ekuator, yakni BM pada 0 buruj sampai 5 buruj dan deklinasi negatif ( - ) jika deklinasi sebelah selatan ekuator, yakni BM pada 6 buruj sampai 11 buruj.
Contoh perhitungan untuk tanggal 28 Mei
Sin 67° x Sin 23° 27 ’
Cara pejet kalkulator I
67° Sin x 23° 27’ Sin = Shift Sin Shift ° = 21° 29’ 18.42 ”
Cara pejet kalkulator II
Shift Sin (Sin 67° x Sin 23° 27’) = Shift 0 = 21 0 29’ 18.42 ”
Menentukan Rashdul Qiblat dengan rumus
Rumus I : Cotg A = Sin LT x Cotg AQ
Rumus II : Cos B = Tan Dekl x Cotg LT x Cos A = + A

Keterangan :
LT : Lintang Tempat
AQ : Azimuth Qiblat
Contoh :
Masjid Agung Jawa Tengah :
Lintang Tempat : -6° 59’ 15” LS
Bujur Tempat : 110° 24’ 15” BT
Azimuth Qiblat : 24° 30’ 22.15” AQ
Deklinasi : 21° 29’ 18.42”

Rumus I
Sin -6° 59’ 15” x Cotg 24° 30’ 22.15”= Cotg A
Cara pejet I
6° 59’ 15” +/- Sin x 24° 30’ 22.15” Tan Shift 1/x = Shift 1/x Shift Tan Shift° = - 75 0 3’ 28.37”
Cara pejet II
Shift Tan ( Sin (-)6° 59’ 15” x ( Tan 24° 30’ 22.15”)x-1 )x-1 =
Shift° = - 75 0 3’ 28.37”

Kalkulator 4500 P
Shift Tan ( Sin (-)6° 59’ 15” x ( Tan 24° 30’ 22.15”)shift x-1 )shift x-1 = Shift° = - 75 0 3’ 28.37”

Rumus II
Tan 21° 29’ 18.42” x Cotg -6° 59’ 15” x Cos - 75° 3’ 28.37”= Cos B + A
Cara pejet I
21° 29’ 18.42” Tan x 6° 59’ 15” +/- Tan Shift 1/x x 75° 3’ 28.37”+/- Cos = Shift Cos + 75° 3’ 28.37”+/- = 70.85665171: 15 = + 12 = Shift° = 16. 43. 25.6 WH

Cara pejet II
Shift Cos ( Tan 21° 29’ 18.42” x ( Tan (-) 6° 59’ 15”) x-1 x Cos (-) 75° 3’ 28.37” = + (-) 75° 3’ 28.36”= 70.85665171: 15 = + 12 = Shift° = 16. 43. 25.6 WH

Kalkulator 4500 P
Shift Cos ( Tan 21° 29’ 18.42” x ( Tan (-) 6° 59’ 15”) shift x-1 x Cos (-) 75° 3’ 28.37” = + (-) 75° 3’ 28.36”= 70.85665171: 15 = + 12 = Shift° = 16. 43. 25.6 WH


Jadi pada jam 16. 43. 25.6 WH bayang-bayang benda dari sinar matahari adalah arah Qiblat.

IV. Menjadikan Waktu Daerah : Indonesia sekarang terbagi dalam tiga waktu daerah yakni Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan bujur daerah = 105°, Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan bujur daerah = 120° dan Waktu Indonesia Timur (WIT) dengan bujur daerah = 135°.
Rumus : Waktu Daerah = WH – PW + (BD –BT)

Contoh (lanjutan) :
Pukul 16. 43. 25.6 – PW + ( BD – BT)
= pkl. 16. 43. 25.6 - (+0j 3m) + (105°- 110° 24’ 15”) : 15
= pkl. 16. 43. 25.6 – 0j 3m + (105°- 110° 24’ 15”) : 15
= pkl. 16. 43. 25.6 – 0j 3m + ( -5° 24’ 15”):15
= pkl. 16. 43. 25.6 – 0j 3m - 0j 21m 37d
= pkl. 16. 43. 25.6 - 0j 24m 37d
= pkl. 16. 18. 48.6 WIB
Jadi Rashdul Qiblat pada tanggal 28 Mei adalah pada jam 16. 18. 58. 4 WIB.
Kemudian langkah berikutnya yang harus ditempuh dalam rangka penerapan waktu rashdul Qiblat adalah :
a. Tongkat atau benda apa saja yang bayang-bayangnya dijadikan pedoman hendaknya betul-betul berdiri tegak lurus pada pelataran. Ukurlah dengan mempergunakan lot atau lot itu sendiri dijadikan fungsi sebagai tongkat dengan cara digantung pada jangka berkaki tiga (tripod) atau dibuatkan tiang sedemikian rupa sehingga benang lot itu dapat diam dan bayangannya mengenai pelataran, tidak terhalang benda-benda lain.
b. Semakin tinggi atau panjang tongkat tersebut, hasil yang dicapai semakin teliti.
c. Pelataran harus betul-betul datar. Ukurlah pakai timbangan air (waterpass).
d. Pelataran hendaknya putih bersih agar bayang-bayang tongkat terlihat jelas. Sehingga bayang-bayang yang terbentuk pada jam 16. 18. 48.6 WIB adalah Rashdul Qiblat.










Qiblat




Shof



Gambar IV

Tidak ada komentar: