Senin, 16 Juni 2008

GELAPNYA MALAM

Oleh: Achmad Fauzi Amsar, SHI
Bintang bercahaya
Kerlap-kerlip tanpa henti
Rembulan memancarkan sinarnya
Menerangi gelapnya malam
Angin berdesir kencang
Pohon-pohon, rerumputan
Seirama larut dalam derasnya angin malam
Nadi kehidupan seakan terhenti tanpa daya
Sampai kapankah kegelapan melanda kehidupan malam ini?

Pare, 16 Juni 2008 (Pukul 18.45)

Sabtu, 07 Juni 2008

DINGINNYA MALAM

Kini diriku larut dalam kesendirian
Terkepung dinginnya malam
Diriku rindu kan belaian hangatnya Malam Mu

NIKMAT-MU

Yaa Allah Malam Mu Kali ini
Adalah malam yang penuh dengan duka
Penuh dengan luka
Hati Ku Pilu dan Membeku
Tubuh Ku Kaku di serangan badai dari berbagai penjuru
Yaa Allah Urat nadi Ku seakan berhenti dan membeku
Diserang dinginnya malam Mu
Yaa Allah Satukan kembali tubuhku
Yang hancur diserang gelapnya malam.

Purwokerto, Maret 2008

Jumat, 06 Juni 2008

DASAR-DASAR INVESTASI & REKSADANA

Jika anda adalah investor pemula, atau sedang mencari informasi tentang konsep investasi reksadana, maka ini adalah tempat yang tepat untuk mengawalinya. Bagian ini dibuat untuk memberikan dasar-dasar investasi yang akan diperlukan.
Adalah penting bagi anda untuk memahami konsep ini terlebih dahulu, karena baru setelah itu anda akan dapat membuat perencanaan keuangan sendiri dan dapat mengelola kekayaan finansial dengan baik.
Diyakini sepenuhnya bahwa reksadana adalah instrumen investasi terbaik untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang. Jadi, di sini akan ditunjukkan dasar-dasar perencanaan keuangan, strategi investasi reksadana dan pengetahuan untuk membantu anda membuat keputusan investasi yang lebih baik.Kenali Diri SendiriKita semua memerlukan banyak uang dalam kehidupan kita. Uang untuk membayar kredit perumahan, kredit kendaraan, pajak penghasilan, dan berbagai macam tagihan yang lain. Kita memerlukan uang untuk membeli berbagai macam hal yang kita inginkan dan terkadang untuk memanjakan diri kita sendiri. Kita memerlukan uang untuk mulai membentuk keluarga dan membesarkan anak-anak kita. Di usia tua, saat kita tidak lagi memiliki penghasilan pun, kita bahkan masih memerlukan uang agar tetap dapat hidup dengan layak.
Sulit memang. Tapi kabar baiknya adalah bahwa kita tetap dapat pensiun dengan nyaman. Dengan berinvestasi secara bijaksana mulai sekarang, kita semua dapat menghasilkan uang yang cukup untuk dapat mengatasi berbagai masalah diatas dan mungkin bahkan lebih.
Tetapi karena dalam setiap investasi selalu terkandung unsur risiko di dalamnya, maka sebelum anda mulai menginvestasikan uang yang telah anda peroleh dengan susah payah, ada beberapa hal yang perlu anda ketahui terlebih dahulu:
Berapa banyak uang yang akan anda perlukan di masa depan? (perencanaan masa depan)
Seberapa besar risiko yang dapat anda terima? (tingkat risiko)
Berapa lama anda mau menunggu sebelum anda dapat mengambil profit? (jangka waktu)
Perencanaan Masa DepanJika anda tidak dapat memikirkan dan memutuskan tujuan finansial anda sendiri, maka anda akan stress karena selalu merasa kekurangan. Anda tidak akan pernah tahu seberapa banyak sebenarnya yang dianggap cukup.
Jadi, hal pertama yang perlu anda tentukan adalah berapa banyak sebenarnya yang diperlukan untuk membayar semua pengeluaran dalam hidup anda, dan juga untuk dapat pensiun dalam keadaan yang relatif layak dan nyaman.
Tingkat RisikoSetiap jenis reksadana yang berbeda juga akan memiliki tingkat risiko yang berbeda. Ada sebagian yang berinvestasi dalam instrumen-instrumen “pendapatan tetap” (fixed income) seperti obligasi yang relatif berisiko rendah dan memiliki volatilitas atau gejolak yang kecil. Lalu ada juga yang berinvestasi dalam “sektor berkembang” (growth sectors), yaitu pada saham-saham perusahaan dalam industri-industri berkembang. Reksadana jenis ini bisa sangat bergejolak dan harganya bisa naik dan turun dengan sangat dramatis.
Risiko pada umumnya dapat digambarkan oleh gejolak harga. Dan biasanya reksadana yang memiliki gejolak tinggi akan menghasilkan profit yang juga lebih tinggi. Jadi semakin besar risiko yang bersedia anda terima, semakin besar juga potensi profit atau keuntungan finansial anda.
Mungkin anda berpikir bahwa anda adalah seorang konservatif yang hanya dapat menerima risiko yang kecil? Sebenarnya, anda mungkin dapat menerima risiko yang bahkan lebih besar daripada yang anda kira. Anda hanya perlu mengenali bahaya yang menyertai risiko tersebut dan lalu mempelajari beberapa strategi untuk melindungi diri.
Jangka WaktuBerikutnya yang perlu anda tanyakan pada diri sendiri adalah: “Berapa cepat anda menginginkan pengembalian atas investasi anda?”
Aturannya adalah seperti ini: semakin lama jangka waktu investasi anda, maka semakin besar pula peluang investasi anda tersebut untuk menghasilkan profit. Juga, anda akan sanggup dalam menghadapi lebih banyak resiko. Jika anda dipaksa untuk memperoleh keuntungan dalam waktu yang singkat, maka kemungkinan besar anda akan gagal. Ini karena pasar tidak dapat diprediksi.
Walaupun memang benar bahwa untuk jangka panjang, reksadana akan memberikan profit yang besar, tetapi dalam jangka pendek, harga bisa naik atau sebaliknya turun. Jika anda mengalami situasi penurunan harga, padahal anda tidak sanggup menunggu lebih lama lagi (untuk menunggu kembali naiknya harga tersebut), maka anda terpaksa harus menjualnya saat itu juga dengan merugi.
Reksadana adalah instrumen investasi jangka menengah hingga panjang. Yang menjadi sahabat terbaik dari semua investor jangka panjang adalah waktu. Jika anda dapat menjadikan waktu sebagai sahabat terbaik dari investasi anda, maka tidak saja anda akan dapat selamat dari gejolak pasar, tetapi anda bahkan juga akan memperoleh profit besar.
Kenali Komitmen AndaBudgeting/PenganggaranSebelum anda bertindak lebih jauh untuk menginvestasikan semua dana yang anda miliki ke dalam reksadana, anda perlu mengingat apakah anda masih memiliki setumpuk tagihan yang belum dibayarkan?
Kecuali anda memang benar-benar kaya raya, maka besar kemungkinan anda masih perlu untuk memiliki rencana tentang pengeluaran atas penghasilan anda setiap bulannya. Ini berarti menganggarkan pengeluaran untuk biaya hidup, pinjaman finansial, biaya sekolah anak, tiket pertunjukan hiburan dan lain sebagainya.
Baru setelah anda memenuhi semua komitmen tersebut, anda akan tahu berapa sebenarnya kemampuan anda untuk berinvestasi setiap bulannya. Jika jumlah uang yang tersisa setelah membayar kewajiban-kewajiban tersebut masih dirasa terlalu kecil, berarti perlu penyesuaian anggaran bulanan untuk dapat mencapai tujuan investasi tersebut.
Membuat anggaran keuangan adalah cara yang paling realistik untuk memastikan bahwa pengeluaran uang tersebut telah sesuai seperti yang direncanakan.
Konsisten & Konsekuen
Bagian tersulit dalam penganggaran keuangan adalah untuk tetap konsisten dalam menerapkannya. Jika anda berpikir bahwa anda akan menutupi kelebihan pengeluaran bulan ini dengan mengurangi pengeluaran bulan depan, maka anda hanya mencari masalah. Sebagaimana yang anda tahu bahwa sangat jarang kita akan dapat melakukan hal seperti itu. Yang lebih sering terjadi adalah kita hanya akan melupakannya dan lalu bertanya-tanya, lari kemana saja uang saya selama ini?
Lalu bagaimana agar anda dapat tetap konsisten menerapkan anggaran tersebut? Cara paling efisien dan terbukti adalah dengan menetapkan tujuan atau goals. Dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka anda akan lebih termotivasi untuk konsisten dalam menerapkan anggaran anda. Ada konsekuensi bahwa jika anda tidak menerapkan anggaran tersebut dengan konsisten, maka anda juga tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
Penetapan TujuanSetiap perjalanan memerlukan tujuan. Setiap rencana pemasaran memerlukan sasaran. Demikian juga setiap rencana investasi memerlukan goals atau tujuan.
Untuk apa anda menabung? Apakah untuk dana pensiun? Perjalanan ke Eropa bersama keluarga? Pembayaran di muka untuk pembelian rumah? Untuk pendidikan anak? Atau mungkin untuk pembelian rumah kedua?
PrioritasAda beberapa tujuan berbeda yang mungkin ingin anda capai. Tetapi karena keterbatasan fisik dan kendala waktu, beberapa pilihan harus dibuat berkaitan dengan pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dengan kata lain anda harus melakukan prioritas.
Melakukan prioritas berarti memutuskan mana diantara berbagai tujuan tersebut yang lebih penting. Tujuan finansial, yang lebih sering terjadi daripada tidak, berbenturan dengan tujuan yang lain. Pengeluaran biaya untuk wisata keluarga ke Eropa dapat menghabiskan uang yang seharusnya dapat digunakan sebagai pembayaran awal untuk mobil baru.
Prinsipnya adalah demikian: anda seharusnya baru mengakomodasi tujuan yang lebih kecil jika tujuan yang lebih besar telah terakomodasi dengan baik.
Setelah anda memprioritaskan tujuan dan tahu mana yang seharusnya dikerjakan lebih dulu, perhitungkan jumlah uang yang diperlukan untuk tujuan tersebut. Cobalah untuk memperkirakannya seakurat mungkin. Mungkin anda akan merasa sedikit kecut melihat besarnya uang yang diperlukan tersebut. Tetapi jangan khawatir, jika anda telah merencanakannya dengan baik, maka peluang anda untuk memiliki jumlah uang tersebut pada saat anda memerlukannya akan meningkat dengan drastis.
Bunga Berganda: Jembatan Emas Menuju Kebebasan FinansialSekali lagi dikatakan bahwa waktu adalah sahabat terbaik dalam mencapai tujuan keuangan anda. Selain dari pentingnya jangka waktu yang panjang untuk dapat bertahan dari risiko pasar, konsep jangka waktu juga memiliki kekuatan lain yang juga tidak kalah pentingnya, yaitu yang disebut dengan efek bunga berganda atau bunga berbunga (compounding effect).
KutipCompounding is mankind’s greatest invention because it allows for the reliable, systematic accumulation of wealth.[ Albert Einstein]
Jika anda dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka hampir setiap tujuan keuangan yang realistik akan dapat dicapai dengan kekuatan compounding effect tersebut, yang pada dasarnya adalah sejumlah kecil uang yang diinvestasikan dengan benar selama kurun waktu yang lama, sehingga akan berkembang menjadi jumlah yang sangat besar.
Compounding adalah jembatan emas menuju kebebasan finansial. Compounding adalah jalan yang aman, jalan yang walau lambat tetapi pasti dan yang lebih baiknya lagi, siapapun dapat melakukannya.
Dalam jangka pendek, compounding akan sangat membosankan, terutama jika anda kurang dapat mengendalikan diri untuk tidak menggunakan uang tersebut. Atau mungkin lebih baik untuk dikatakan bahwa compounding akan sangat membosankan, sampai dengan (setelah beberapa tahun ke depan) saat dana tersebut telah mulai berkembang pesat dengan sendirinya.
Jika hal tersebut telah terjadi, maka percayalah bahwa proses compounding tersebut akan meledak secara eksponensial sehingga menjadi sangat menarik dan bahkan benar-benar sangat menakjubkan sehingga anda akan merasa bahwa seluruh pengorbanan anda selama ini tidaklah percuma.
KutipDalam usaha untuk lebih menekankan pentingnya kekuatan compounding, berikut ini diilustrasikan sebuah studi untuk contoh kasus.
Dalam studi ini kita anggap bahwa investor A membuka investasi atau tabungan pada usia 19 tahun. Selama 7 tahun berturut-turut ia menyetorkan Rp. 1.000.000 ke dalam rekening tabungannya dengan suku bunga per tahun 12%. Setelah 7 tahun, investor A ini sama sekali tidak lagi menyetor apapun ke dalam rekening tabungannya.
Sementara itu investor kedua (B) baru membuka investasi atau tabungan pada usia 26 (sebaliknya ini adalah bertepatan dengan saat investor A baru saja berhenti sama sekali untuk secara rutin melakukan setoran tiap tahun ke rekeningnya). Investor B ini secara rutin dan konsisten terus menyetorkan jumlah yang sama seperti investor A ke rekeningnya, yaitu sebanyak Rp. 1.000.000 sampai dengan ia berusia 65 tahun, dengan tingkat pengembalian atau return per tahun yang juga sama, yaitu sebesar 12%.
Sekarang mari kita lihat perbandingan hasilnya yang sangat luar biasa menakjubkan dan mungkin belum pernah anda bayangkan sebelumnya.

Investor A yang hanya memberikan setoran selama 7 kali berturut-turut setiap tahun tetapi lebih awal, pada akhirnya memiliki profit atau keuntungan yang bahkan jauh lebih besar daripada investor B yang telah menyetorkan 40 kali tetapi dengan waktu yang terlambat.
Sekali lagi, perbedaan antara kedua investor tersebut adalah, A yang 7 tahun lebih awal membuka investasi dibandingkan B. Dengan jumlah setoran A yang sama dan “hanya” 7 tahun tetapi lebih awal itu, pada akhirnya jauh lebih banyak menghasilkan profit dan bahkan tidak akan pernah dapat terkejar oleh profit dari hasil setoran rutin B dengan tingkat suku bunga yang sama.
Jadi kesimpulannya adalah uang anda sebaiknya diinvestasikan dalam jangka waktu yang panjang dan sedini mungkin. Semakin panjang dan semakin dini akan semakin baik.
Intinya adalah agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik, anda perlu memutuskan dengan segera, mana diantara berbagai tujuan finansial tersebut yang layak untuk dikejar dan lalu mulai menerapkan strategi untuk itu.
Tujuan yang telah ditetapkan tersebut akan memberikan gambaran kasar tentang berapa banyak uang yang akan anda perlukan. Lalu anda dapat mulai memikirkan tentang reksadana mana yang mungkin cocok untuk anda dan juga tingkat pengembalian sebesar apa yang anda harapkan.
Anda sebaiknya merencanakan keuangan anda dan menganggarkannya sesuai dengan tujuan ini. Untuk setiap pengeluaran untuk suatu pembelian ataupun investasi yang sekiranya tidak membantu pencapaian tujuan, anda perlu bertanya kepada diri sendiri apakah pengeluaran yang akan dilakukan memang benar-benar perlu?
SekaDisiplin rang anda telah mengenali toleransi risiko anda, konsep jangka waktu, telah merencanakan anggaran dan juga menetapkan tujuan, lalu selanjutnya apa? Sekarang adalah bagian tersulit dalam menjalani investasi, yaitu berdisiplin.
Bagi Yang Berdisiplin
Beberapa dari anda mungkin berkata, “Itu mudah, saya adalah orang yang selalu disiplin dalam hidup saya. Seberapa sulit kira-kira rencana investasi ini?”
Bayangkan ini: anak anda semuanya telah tumbuh dewasa dan akan masuk ke perguruan tinggi di kota atau negara lain pada tahun ini. Anda melihat bahwa diperlukan sejumlah besar uang untuk biaya kuliah, buku-buku, biaya hidup dan sebagainya. Anda merasa bahwa anda telah mempersiapkan segalanya, lalu tiba-tiba orang tua anda jatuh sakit dan memerlukan uang untuk operasi bedah jantung. Satu-satunya cara agar anda dapat mendanai kedua keperluan tersebut adalah dengan menarik investasi yang dimaksudkan untuk dana pensiun anda. Lalu apa yang hendak anda lakukan?
Baiklah, mungkin contoh diatas terlalu drastis, tapi setidaknya anda telah dapat memahami bahwa konflik tujuan seperti itu bisa saja terjadi. Untuk memastikan bahwa anda dapat tetap konsisten dengan tujuan anda, anda seharusnya dapat mengkompromikan rintangan tersebut agar tidak sampai mengubah tujuan finansial yang telah direncanakan.
Pada contoh sebelumnya, mungkin anda dapat mengambil pinjaman untuk menutupi biaya kuliah anak anda atau biaya pengobatan orangtua anda, serta mengurangi level gaya hidup anda, tentunya tanpa harus mengorbankan investasi anda secara keseluruhan.
Bagi Yang Kurang Bisa BerdisiplinBagi mereka yang bermasalah dengan kedisiplinan (anda merasa bahwa apapun yang anda inginkan harus dibeli dan dimiliki), ini bahkan lebih penting. Jika anda terus menerus mengkompromikan rencana jangka panjang anda dengan keinginan-keinginan jangka pendek, maka anda tidak akan pernah dapat mencapai tujuan.
KutipTips bagi mereka yang kurang bisa berdisiplin dalam menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung atau diinvestasikan:
Jika anda memang telah benar-benar berniat untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan anda untuk ditabung atau diinvestasikan, maka jangan pernah berkomitmen untuk hanya menggunakan “sisa” dari penghasilan anda untuk ditabung (ataupun untuk membayar kewajiban seperti tagihan bulanan dan hutang). Mengapa? Tentu saja karena dengan karakteristik anda yang seperti itu, anda tidak akan pernah memiliki uang sisa.
Daripada menggunakan uang sisa, maka akan lebih baik jika anda melakukan hal yang sebaliknya. Hal pertama yang harus anda lakukan setelah menerima penghasilan atau gaji adalah segera menyisihkannya untuk membayar berbagai kewajiban finansial (tagihan bulanan, hutang dan lain sebagainya). Setelah itu segera sisihkan sebagian lagi untuk ditabung. Dan baru setelah itu semua anda lakukan, anda boleh menggunakan sampai habis semua uang yang masih tersisa untuk bulan itu sesuai dengan keinginan anda, bahkan untuk keinginan yang dapat dianggap paling kurang berguna dan paling konsumtif sekalipun
Usahakan sebisa mungkin agar anda dapat tetap bertahan selama bulan itu hanya dengan uang sisa setelah disisihkan untuk kewajiban dan tabungan tersebut, tanpa berhutang ataupun mengambil kredit apapun. Percaya atau tidak, tetapi jika dipaksakan juga, sebenarnya anda mampu bertahan. Walaupun kredit dan berhutang bukanlah sesuatu yang ilegal ataupun haram, tapi jika tidak benar-benar terpaksa, sebaiknya dihindari jauh-jauh karena ada unsur risiko di dalamnya. Untuk apa jika anda telah menyisihkan penghasilan tetapi toh pada akhirnya berhutang juga?
Tips yang lain adalah, sebisa mungkin jangan membuka rekening tabungan atau investasi yang terlalu memudahkan bagi anda sendiri untuk mencairkannya, karena ini akan menggoda anda untuk selalu mencairkannya kapanpun anda ingin. Rekening reksadana sangat ideal untuk tujuan ini karena proses pencairannya walaupun juga mudah dan dapat dicairkan kapanpun, tetapi tidak secepat rekening tabungan biasa (yang instan melalui ATM) dan biasanya memerlukan waktu cukup lama (paling lambat 5 hari kerja, tapi biasanya dalam 2-4 hari kerja sudah cair - cukup untuk dapat menahan sifat konsumtif anda, tetapi di sisi lain juga cukup likuid di saat anda benar-benar memerlukannya dalam keadaan darurat).
Disiplin tidak harus berarti bersikap kaku dan tidak luwes terhadap tujuan anda, tetapi lebih untuk menjaga agar tujuan tersebut tetap berada pada jalurnya.
Akan ada saatnya ketika anda merasa bahwa anda harus mengubah rencana. Tidak masalah selama anda telah merencanakannya dengan matang dan juga telah menyesuaikannya dengan tujuan yang baru juga. Sering, kebutuhan anda akan berubah setiap waktu sehingga sebaiknya anda meninjau kembali prioritas anda mungkin setiap lima tahun, untuk memastikan bahwa rencana tersebut masih berjalan sesuai dengan harapan.
Simulator: Menjadi Kaya Itu MudahUntuk mempermudah anda menetapkan tujuan dengan lebih realistik sesuai dengan tingkat penghasilan dan gaya hidup anda sekarang, berikut ini diberikan program simulator untuk memproyeksikan berbagai skenario investasi yang mungkin. Program ini adalah berupa file Microsoft Excel (.xls), hingga anda perlu memiliki software tersebut untuk dapat menjalankannya.

Terdapat beberapa cell berupa variabel yang dapat diubah-ubah (cell-cell yang berwarna hijau, yaitu % Inflasi per thn, % Return per thn, Open Balance dan Input Setor/Tarik). Tetapi jika perlu sebaiknya anda cukup mengubah-ubah hanya dua di antaranya, yaitu cell Open Balance dan Input Setor/Tarik. Demi kemudahan pemahaman, maka % Inflasi per thn dianggap nol, sedangkan % Return per thn telah dimasukkan angka default yang dianggap cukup realistik untuk return reksadana saham saat ini, yaitu sebesar 24% per thn. % Inflasi per thn akan berefek pada Setor/Tarik bulan berikutnya.
Open Balance adalah setoran awal (hanya sekali). Setor/Tarik adalah penyetoran ataupun penarikan investasi rutin (angka yang dimasukkan harus positif jika Setor, dan negatif jika Tarik) yang dilakukan setiap bulan dengan jumlah sesuai dengan yang dimasukkan pada kolom Input Setor/Tarik. Angka yang dimasukkan pada cell akan diulang pada Setor/Tarik bulan berikutnya, misalkan jika hanya ingin top up pada bulan ke-1 sampai dengan bulan ke-6, maka pada bulan ke-7 harus diinput angka 0, dan demikian seterusnya.
Simulator ini dibuat untuk dapat memproyeksikan investasi hingga 50 tahun ke depan.
Mengapa dikatakan dalam sub judul di atas bahwa menjadi kaya itu mudah? Tidakkah itu terlalu mengada-ada? Hanya dengan setoran rutin yang cukup terjangkau sebesar Rp. 100.000 per bulan (atau jika anda malas dan bermasalah dengan kedisiplinan untuk melakukan setoran rutin, maka cukup dengan setoran modal awal (pada Open Balance) sekali saja seumur hidup sebesar Rp. 5.000.000), dalam 25 tahun ke depan, maka investasi anda telah berkembang menjadi sebesar kurang lebih 1,9 milyar rupiah (ini tentu saja dengan mengasumsikan bahwa makro ekonomi dari investasi yang dimaksud baik-baik saja selama itu hingga tingkat return atau pengembalian yang digunakan dalam simulator tersebut juga dapat relatif stabil).
Jika saat ini anda berusia 25 tahun dan baru bekerja dan baru mulai berinvestasi, maka pada usia pensiun anda, yaitu pada usia 50 tahun, paling tidak anda telah memiliki dana pensiun sebesar kurang lebih 1,9 milyar rupiah, jumlah yang tidak jelek sama sekali untuk dapat membuat anda tenang dan hidup layak di usia tua.
Belum percaya dan masih ragu? Silakan download program simulator yang dimaksud di bawah ini.Simulator.zip (37.48 KB)
Jenis-jenis InvestasiSetelah kita mengetahui berbagai kriteria penting untuk investor, kita akan melanjutkan ke tahap berikutnya untuk dapat menguasai seni investasi.
Anda akan mempelajari tentang saham, obligasi, pasar uang dan juga reksadana, baik perbedaannya, kemiripannya, serta bagaimana cara memanfaatkannya. Utamanya, tentu saja karena kita adalah komunitas yang berfokus pada reksadana, maka kita juga akan lebih banyak membicarakan tentang reksadana dan menjelaskan mengapa reksadana juga merupakan bentuk investasi terbaik diantara semuanya.
Saham
Pernahkah anda berangan-angan untuk memiliki “kepingan” dari PT Telkom? Atau Bank BCA, misalnya?
Dengan saham anda dapat mewujudkannya! Saham pada dasarnya adalah “sebagian” dari perusahaan. Saham adalah bentuk kepemilikan dalam arti paling harfiahnya: anda memiliki setiap “kepingan” dari setiap meja, brankas, kontrak maupun penjualan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang anda miliki, semakin besar juga bagian kepemilikan anda dalam perusahaan.
Saham dimaksudkan oleh perusahaan untuk memperoleh pendanaan tambahan untuk bisnisnya, yaitu dengan menjual “bagian” dari perusahaannya kepada para investor. Harga saham untuk tiap perusahaan bisa sangat jauh berbeda.
Bagaimana Harga Saham Ditentukan?Itu semua ditentukan oleh pendapatan perusahaan. Anggaplah anda memiliki sebuah perusahaan yang menghasilkan profit sebesar 10 juta setiap tahunnya. Dengan harga berapa kira-kira anda akan menjual perusahaan tersebut? Katakanlah anda menawarkannya dengan harga 100 juta. Apakah ada yang akan mau membelinya?
Bagi pembeli potensial, ia akan menilai situasi ini dengan pertanyaan, “Berapa profit yang akan saya peroleh jika saya menginvestasikan uang saya di tempat lain?”
Jika pembeli tersebut membeli perusahaan anda dengan harga 100 juta, maka pada dasarnya ia berinvestasi pada wahana yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan sebesar 10 juta per tahun. Jika ia tidak dapat menemukan wahana lain yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau lebih besar, maka ia sudah tentu akan bersedia membeli penawaran sebesar 100 juta tersebut. Tetapi jika dapat menemukannya, maka tentu saja ia tidak akan bersedia membeli perusahaan anda tersebut. Anda mungkin harus mengurangi nilai penawaran anda.
Faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah potensi pertumbuhan keuntungan. Perusahaan anda mungkin hanya dapat menghasilkan 10 juta saat ini, tetapi di tahun depan berpeluang menghasilkan keuntungan 20 juta. Demi tingkat keuntungan 10% dan potensi pertumbuhannya, seorang investor mungkin akan bersedia membayar 150 juta untuk perusahaan anda. Ia boleh jadi hanya menerima keuntungan 6.6% di tahun ini, tetapi di tahun depan keuntungannya akan berlipat menjadi 13.3%, dan mungkin akan lebih lagi di tahun berikutnya.
Jadi 150 jutanya sekarang dapat dianggap sebagai investasi karena ia berharap akan dapat mencapai tujuan investasinya tersebut, hingga anda dapat menjual perusahaan anda senilai 50 juta lebih banyak. Inilah alasan mengapa saham-saham dari beberapa perusahaan Internet pernah mengalami kenaikan yang sangat pesat meskipun di saat sekarang mereka tidak lagi menghasilkan banyak keuntungan. Banyak orang yang memproyeksikan bahwa keuntungannya di masa depan akan membaik, hingga mereka mau berinvestasi dalam suatu perusahaan di masa sekarang.
Apa Itu Bursa Saham?Bursa saham adalah tempat dimana perusahaan dapat menawarkan sahamnya untuk dijual. Mereka melakukan hal ini melalui penawaran perdana (Initial Public Offering - IPO). Jika suatu perusahaan menjual 10 juta lembar saham dengan harga per lembar senilai 1, maka berarti perusahaan tersebut dapat memperoleh tambahan dana segar sebesar 10 juta.
Pada umumnya perusahaan memerlukan dana tambahan untuk berbagai alasan. Pada umumnya adalah untuk mengembangkan bisnisnya ataupun untuk membayar hutang.
Investor potensial yang mencari penawaran perdana saham dari suatu perusahaan juga akan menanyakan dua hal yang sama seperti di atas. Bagaimana potensi keuntungan perusahaan tersebut dan apakah ada investasi lain yang mungkin dapat memberinya keuntungan lebih besar? Jika mereka memutuskan bahwa potensi keuntungan perusahaan tersebut bagus dan dapat menawarkan tingkat pengembalian yang lebih baik, maka mereka bersedia berinvestasi.
Itu sebabnya mengapa banyak perusahaan yang memberi harga yang menarik pada penawaran perdana sahamnya.
Setelah penawaran perdana, ribuan atau jutaan investor yang telah membeli saham tersebut dapat kembali ke bursa saham untuk menjual sahamnya kepada investor yang lain, sehingga dimulailah perdagangan saham. Bursa saham hanyalah semacam tempat penampungan untuk perdagangan ini.
Apa Yang Menyebabkan Gejolak Harga Saham?Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibagi menjadi faktor makro dan mikro.
Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya.
Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah, produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan tersebut secara individual.
Para manajer investasi dan investor saham harus mempelajari baik sebab makro maupun mikro untuk dapat menilai profitabilitas dari suatu perusahaan untuk menentukan harga yang “layak” untuk sahamnya.
Apa yang menyebabkan volatilitas atau gejolak harga adalah karena sering adanya perbedaan opini tentang kemana arah profitabilitas perusahaan tersebut. Di saat banyak orang berppikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan menurun, maka akan lebih banyak yang menjual sahamnya sehingga harganya juga akan menurun. Tentu saja, hal yang sebaliknya juga dapat terjadi.
DividenKenaikan harga ataupun penambahan modal bukanlah satu-satunya cara untuk dapat menghasilkan keuntungan. Banyak perusahaan yang juga membayarkan dividen tahunan. Ini adalah pembayaran tunai yang mencerminkan bagian dari profit perusahaan tersebut. Tetapi tentu saja sepenuhnya merupakan kebijaksanaan dari perusahaan tersebut untuk memberikan dividen atau tidak. Mereka tidak wajib melakukannya. Tetapi pada umumnya, mereka tetap akan memberikan sebagian dari profitnya sebagai bentuk penghargaan kepada para investornya.
Diversifikasi RisikoWalaupun sejarah menunjukkan bahwa harga saham dari perusahaan yang baik akan meningkat dalam jangka panjang, tetapi tetap tidak ada jaminan, khususnya pada saham-saham perusahaan individual. Suatu perusahaan bisa saja bangkrut, dan jika itu terjadi, maka harga sahamnya akan jatuh hingga nol dan ini berarti anda kehilangan seluruh uang anda yang telah diinvestasikan dalam saham tersebut.
Cara terbaik untuk menghindari kerugian yang menyakitkan ini adalah dengan mendiversifikasi investasi dengan memiliki berbagai macam saham dari perusahaan-perusahaan yang berbeda. Akan lebih baik lagi jika saham-saham tersebut berasal dari berbagai sektor berbeda ataupun dari negara asal yang berbeda. Kunci dari diversifikasi yang baik adalah tingkat korelasi yang kecil antara tiap saham, semakin kecil korelasinya maka akan semakin baik. Dengan cara itu, kejatuhan atau bahkan bangkrutnya satu perusahaan tidak akan terlalu mempengaruhi dana investasi anda.
Untuk pelaksanaannya anda dapat memilih untuk memiliki sejumlah saham dari berbagai perusahaan berbeda dan memonitornya sendiri satu per satu, atau cukup dengan hanya membeli suatu reksadana yang pada dasarnya sudah merupakan diversifikasi dari sekumpulan saham berbeda, dan biarkan manajer investasi profesional yang mengelola uang anda. Para manajer investasi inilah yang akan mendedikasikan waktunya untuk mengamati berbagai perusahaan dan potensi keuntungannya hingga besar kemungkinan mereka akan lebih baik dalam memilih saham-saham yang akan dibeli ataupun dijual agar dapat menghasilkan keuntungan lebih baik untuk dana yang telah anda investasikan. Dan yang jelas, anda akan terbebas dari stress karena tidak perlu mengamati harga saham berbagai perusahaan individual setiap hari!
ObligasiPernahkah anda kelupaan membawa cukup uang hingga terpaksa harus meminjamnya dari kenalan anda? Tentunya pernah. Kita semua tentu pernah meminjam uang dari seseorang. Dan ada banyak sebab mengapa kita perlu meminjam uang.
Serupa dengan hal itu, perusahaan dan bahkan pemerintah pun, mungkin dari waktu ke waktu perlu untuk meminjam uang. Tetapi, jumlah uang yang dipinjamnya adalah dalam jumlah yang sangat besar. Dan apa yang dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah itulah yang disebut dengan penerbitan obligasi.
Apa Itu Obligasi?Pada dasarnya obligasi adalah pinjaman atau hutang, dimana anda adalah pihak adalah yang memberi piutang. Perusahaan atau pemerintah yang meminjam uang dari anda harus setuju untuk tidak sekedar mengembalikan uang yang dipinjamnya, tetapi juga membayar sedikit tambahan dalam bentuk bunga atas haknya untuk meminjam uang tersebut. Pembayaran bunga ini (dalam bentuk kupon) biasanya diberikan pada jangka waktu tertentu (misalnya tahunan). Jumlah pokok dari uang yang dipinjamkan akan dikembalikan kepada yang memberikan piutang pada tanggal tertentu. Tanggal inilah yang disebut dengan “jatuh tempo”.
Obligasi adalah surat hutang berupa kertas yang berisi pernyataan bahwa suatu perusahaan tertentu meminjam sejumlah uang dari anda. Perbedaan utama antara saham dan obligasi adalah bahwa dalam obligasi, perusahaan menjamin untuk membayar kembali jumlah pokok hutangnya kepada anda dengan ditambah bunganya. Anda tahu dengan pasti berapa jumlah yang akan anda peroleh kembali, dan kapan anda akan memperolehnya.
Obligasi dengan tanggal jatuh tempo yang kurang dari satu tahun dikenal juga dengan instrumen pasar uang (ada juga reksadana yang murni berinvestasi dalam instrumen pasar uang ini). Obligasi dapat dianggap sebagai investasi “pendapatan tetap”, ini karena mereka membayarkan sejumlah “pendapatan” yang tetap kepada para investornya.
Seberapa Besarkah Risiko Obligasi?Meskipun perusahaan yang berhutang tersebut menjamin untuk membayar kembali, bukan berarti lalu obligasi itu bebas risiko. Perusahaan dan bahkan pemerintah bisa saja bangkrut. Hanya saja jika itu sampai terjadi, para pemegang obligasi akan dianggap sebagai jajaran para pemberi kredit yang akan lebih diprioritaskan dalam pembagian aset yang dilikuidasi atau dijual saat perusahaan bangkrut, sementara para pemegang saham akan baru akan diperhitungkan setelahnya.
Tetapi mungkin hal yang paling menjadi risiko bagi para pemegang obligasi adalah kenaikan tingkat inflasi. Saat ekonomi mengalami perkembangan pesat dan tingkat pengangguran berkurang, itu adalah saat-saat dimana obligasi dan para pemegangnya akan paling banyak menderita kerugian (sementara hal yang sebaliknya terjadi, obligasi malah akan diuntungkan oleh terjadinya resesi ekonomi).
Inflasi akan menyebabkan melambungnya harga-harga. Ini berarti uang senilai 10 di saat ini, di masa depan mungkin hanya akan dapat membeli barang dan jasa senilai kurang dari 10. Jadi pendapatan tetap dari obligasi akan berkurang daya belinya saat terjadi inflasi. Ini berarti juga bahwa uang yang anda peroleh kembali saat obligasi tersebut telah jatuh tempo di masa depan, dapat berkurang nilainya daripada nilai sekarang saat anda baru menghutangkannya. Jadi semakin tinggi tingkat inflasi, semakin cepat juga pengurangan nilai dari obligasi anda.
Tingkat Suku BungaTingkat suku bunga adalah hal lain yang juga perlu diperhatikan oleh para pemegang obligasi. Kenaikan tingkat suku bunga akan menyebabkan penurunan harga obligasi, dan demikian juga sebaliknya. Ini karena obligasi membayarkan kupon dengan nilai tertentu yang tetap. Jika tingkat suku bunga menurun, maka orang bersedia membayar lebih untuk obligasi karena nilai kupon dari obligasi tersebut mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Sebaliknya jika tingkat suku bunga meningkat, jarang orang yang mau membeli obligasi karena pendapatan dari tingkat suku bunga akan lebih baik daripada nilai kupon obligasi, karena itu maka harga obligasi pun jatuh (ini disebut juga dengan depresiasi modal).
Reksadana Pendapatan TetapJika anda menganggap bahwa obligasi adalah bagian penting dari portofolio investasi anda, tetapi tidak memiliki waktu ataupun kekurangan modal untuk membeli obligasi-obligasi lokal (yang harganya bisa sangat tinggi), maka lebih baik anda berinvestasi dalam reksadana yang bergerak dalam instrumen obligasi, yaitu reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai jenis obligasi. Daripada berinvestasi pada setiap obligasi individual, pada reksadana pendapatan tetap ini, anda sebenarnya telah memiliki portofolio dari berbagai jenis obligasi.
Banyak orang yang lebih memilih untuk berinvestasi dalam reksadana pendapatan tetap untuk mendiversifikasi investasinya yang berinstrumen pendapatan tetap atau obligasi. Bahkan para investor agresif sekalipun akan berinvestasi dalam instrumen pendapatan tetap di saat memerlukannya
Pasar UangPasar uang, meskipun namanya demikian, tidak memperdagangkan mata uang.
Yang diperdagangkannya adalah instrumen hutang berjangka pendek yang sangat likuid dan berisiko rendah yang diterbitkan oleh pemerintah, institusi keuangan dan perusahaan, misalnya sertifikat deposito dan commercial papers. Waktu jatuh tempo dari instrumen ini bisa mulai dari sehari hingga setahun, tetapi pada umumnya berjangka waktu kurang dari 90 hari.
Bagaimana Cara Kerjanya?Secara umum, instrumen pasar uang bekerja atas prinsip diskon, yaitu penjualan saat ini di pasar uang pada harga yang lebih rendah daripada saat pembayaran di masa depan pada jangka waktu yang telah ditentukan. Misalnya, sertifikat deposito yang diperdagangkan saat ini sebesar 100 tetapi dapat ditebus 90 hari kemudian seharga 101.5 (berarti profit sebesar 1.5% per 3 bulan atau sekitar 6% per tahun).
Instrumen pasar uang dapat dianggap berisiko sangat rendah. Surat-surat hutang jangka pendek yang diterbitkan oleh perusahaan, bank dan pemerintah biasanya terjamin dan tingkat kegagalan atau kerugiannya sangat kecil.
Bagaimana Cara Investasinya?Sayangnya, kebanyakan pasar uang hanya ditujukan untuk para investor institusional besar dan bukannya untuk investor kecil. Satu-satunya cara bagi investor kecil untuk dapat berpartisipasi dalam instrumen ini adalah dengan membeli reksadana pasar uang.
Akan anda temukan bahwa pada umumnya, reksadana jenis ini akan memiliki kinerja yang sangat stabil dan konsisten. Reksadana pasar uang sangat baik bagi investor yang cenderung menghindari risiko atau risk averse. Bagi para investor yang memikirkan cara investasi alternatif yang memberikan tingkat pengembalian relatif lebih baik daripada deposito di bank dan dengan risiko yang sangat rendah, maka reksadana pasar uang sangat tepat untuk mereka.
Bahkan bagi para investor agresif yang sudah terbiasa dengan reksadana saham yang berisiko tinggi sekalipun, para pakar menganjurkan bahwa tetap harus ada sebagian dari portfolionya yang diinvestasikan dalam instrumen pasar uang yang lebih stabil dan likuid.
Di saat darurat, dimana sewaktu-waktu anda memerlukan uang cash, maka anda dapat tinggal menarik atau me-redeem uang anda di reksadana pasar uang dengan hampir tanpa mengalami penurunan nilai.
ReksadanaIni adalah alasn utama anda untuk berada di forum ini. Diyakini bahwa reksadana adalah instrumen investasi terbaik untuk anda.
Apa Itu Reksadana?Pada bagian sebelumnya kita telah membicarakan tentang saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana pada dasarnya adalah portofolio dari saham, obligasi ataupun pasar uang. Nilai dari tiap portofolionya adalah jumlah dari setiap investasi (baik saham, obligasi maupun pasar uang) yang dimiliknya. Anda juga akan memiliki bagian dari portofolio tersebut ketika anda membeli suatu reksadana.
Reksadana adalah sarana investasi yang sederhana dimana setiap orang dengan tujuan investasi yang sama mengumpulkan dana mereka untuk dikelola oleh seorang manajer investasi profesional sesuai dengan tujuan investasinya.
Kekayaan/aset suatu reksadana tidak dipegang oleh manajer investasinya. Manajer investasi tersebut hanya mengelola aset tersebut mewakili para investor. Aset tersebut adalah milik para investor dimana kepemilikannya dinyatakan dalam Unit Penyertaan (UP) reksadana tersebut.
Jenis-jenis ReksadanaPada umumnya semua reksadana mempunyai kesamaan struktur, tetapi berbeda tujuan. Beberapa reksadana menekankan keamanan dan kestabilan, dan yang lainnya untuk pertumbuhan jangka panjang. Oleh karena itu, adalah hal yang penting bagi anda untuk menetapkan tujuan anda sebelum memilih suatu reksadana.
Jenis-jenis reksadana antara lain adalah:
Reksadana pendapatan tetap (Fixed Income Fund): Bersifat lebih stabilYaitu reksadana yang berinvestasi pada instrumen fixed income yang berkualitas baik seperti sertifikat deposito, commercial papers dan sertifikat obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta, BUMN, pemerintah, dan lain sebagainya. Instrumen-instrumen tersebut memberikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan bank namun tetap bersifat konservatif. Reksadana pendapatan tetap cocok untuk orang yang ingin berinvestasi jangka pendek atau yang tidak ingin mengambil risiko kehilangan sebagian nilai investasinya. Namun anda tidak dapat berharap akan mendapatkan keuntungan yang besar apabila anda mempertimbangkan tingkat inflasi per tahun.
Reksadana saham (Equity Fund): Bersifat jangka panjangReksadana saham biasanya menginvestasikan dananya pada saham-saham yang dicatatkan di bursa yang mewakili kepemilikan di dalam perusahaan. Reksadana saham paling cocok untuk orang yang ingin berinvestasi jangka panjang, untuk beberapa tahun bahkan mungkin beberapa dekade.Ide di belakang reksadana saham adalah bahwa harga-harga saham mengalami kecenderungan naik dan turun di dalam jangka pendek, namun sejarah menunjukkan bahwa reksadana saham menghasilkan keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang dibandingkan dengan investasi pada fixed income. Jadi, sementara investasi anda pada reksadana saham mengalami penurunan ataupun kenaikan nilai setiap harinya, dalam jangka panjang hasilnya akan lebih besar besar daripada jika anda menginvestasikannya dalam reksadana pasar uang atau reksadana campuran, khususnya jika dibandingkan dengan tingkat inflasi tiap tahun.
Reksadana campuran (Balance Fund): Kombinasi dari kedua reksadana sebelumnyaReksadana campuran berinvestasi baik pada instrumen fixed income jangka pendek maupun pada saham-saham perusahaan yang dicatatkan di bursa. Reksadana jenis ini mengoptimalkan keuntungannya melalui saham-saham di pasar modal, tetapi di sisi lain sebagai penyangganya adalah melalui instrumen fixed income.
Unit Penyertaan & Nilai Aktiva Bersih (NAB)Kepemilikan reksadana direpresentasikan melalui unit penyertaan. Anda sebagai investor mempunyai sejumlah unit tertentu dari reksadana, tergantung berapa besar dana yang anda investasikan dalam reksadana tersebut. Investor akan mendapatkan bagian dari keuntungan atau kerugian reksadana setiap waktu. Setiap reksadana mempunyai apa yang disebut harga unit penyertaan atau lazim disebut Nilai Aktiva Bersih (Net Assets Value) yaitu nilai dari setiap satu unit penyertaan reksadana.
Kebanyakan reksadana menghitung harga unit penyertaannya setiap hari, karena nilai dari saham-saham dalam portfolio reksadana berubah harganya juga setiap hari mengikuti pergerakan dari saham-saham di pasar modal dan pasar uang. Harga saham reksadana dihitung dengan membagi nilai portfolio dalam reksadana dengan jumlah saham yang beredar dari reksadana tersebut.
KutipContoh ilustrasi:Pada saat peluncurannya di bulan Januari, reksadana A mempunyai total nilai seluruh investasi Rp 5.000.000.000 sedangkan jumlah unit penyertaan yang beredar 5.000.000 lembar, maka NAB reksadana A adalah Rp. 1.000.
Pada saat peluncurannya itu juga, anda menginvestasikan Rp. 2.000.000 ke dalam reksadana tersebut dengan NAB Rp. 1.000, maka jumlah unit penyertaan reksadana yang anda miliki adalah 2.000 unit.
Pada bulan Maret, harga-harga saham mengalami penurunan hingga NAB turun menjadi Rp. 900, anda masih mempunyai 2.000 unit penyertaan, tetapi total nilai investasi anda sekarang menjadi tinggal Rp. 1.800.000.
Pada bulan Juni NAB naik menjadi Rp. 1100, berarti investasi anda juga mengalami kenaikan, dimana jumlah yang anda miliki tetap 2.000 unit penyertaan tetapi sekarang dengan nilai investasi total sebesar Rp. 2.200.000.
Mengapa Reksadana?Alasan utamanya sama seperti mengapa orang tertarik untuk berinvestasi, yaitu untuk memperoleh keuntungan finansial. Selain itu, reksadana juga menawarkan beberapa keuntungan tertentu.
Keuntungan Berinvestasi Dalam Reksadana
Legal dan terjaminPerlu diperhatikan bahwa yang dimaksud dengan “terjamin” dalam hal ini adalah bukan berarti investasi tersebut pasti akan menguntungkan, tetapi bahwa investasi dalam reksadana adalah sepenuhnya legal sehingga aman dari unsur scam atau penipuan. Untuk dapat meluncurkan sebuah produk reksadana, manajer investasinya harus telah terakreditasi oleh Bapepam (Badan Pengawasan Pasar Modal). Selain itu, seluruh dana milik investor juga ditempatkan di bank kustodian yang independen, dana tersebut tidak dipegang oleh manajer investasi sehingga tidak perlu ada kekhawatiran bahwa manajer investasi akan membawa lari dana tersebut. Manajer investasi hanya dapat menggunakan dana tersebut untuk trading sesuai dengan misi investasinya.KutipBagaimana dengan kasus “reksadana bodong” atau “reksadana palsu” seperti yang pernah terjadi?
Perlu diketahui bahwa dalam kasus tersebut, yang “bodong” bukan reksadana ataupun manajer investasinya, tetapi adalah bank-nya (itu sebabnya yang berurusan dengan kepolisian dalam hal ini adalah pihak bank yang bersangkutan dan bukan manajer investasinya). Pihak bank tersebut memang melakukan manipulasi dengan tidak menyetorkan dana investor kepada pihak manajer investasi yang mengelola reksadana yang bersangkutan, karena memang bank tersebut bukan agen penjual resmi.
Sekali lagi dikatakan, manajer investasi tidak dapat melarikan uang investor karena sistemnya memang sudah dibuat demikian, dana investor disimpan di bank kustodian independen (yang pada umumnya bukan bank agen penjual) sehingga manajer investasi tidak akan pernah dapat menggunakan dana investor selain untuk trading sesuai misi dalam reksadana yang dikelolanya.
Tips agar tidak mengulang kejadian tersebut, tertipu oleh “bank-bank bodong” adalah dengan memastikan terlebih dahulu bahwa bank tersebut memang benar-benar merupakan agen penjual resmi dari reksadana yang ingin anda beli (dapat dicek dengan menghubungi manajer investasinya langsung ataupun ke pihak Bapepam). Dan sebaiknya gunakan bank-bank yang bonafid, jangan berurusan dengan bank-bank gurem.
Profitabilitas tinggiTingkat pengembalian dari reksadana relatif lebih tinggi daripada suku bunga deposito berjangka apalagi tabungan biasa.
Bebas pajakTidak seperti halnya rekening tabungan ataupun deposito berjangka (dimana bunganya masih dikenakan pajak), profit yang diperoleh dari reksadana sejauh ini adalah sepenuhnya milik anda tanpa dikenakan pajak.
Modal relatif kecilAnda tidak memerlukan dana yang besar untuk dapat berinvestasi dalam reksadana. Walaupun pada umumnya reksadana mempunyai batasan minimal untuk setiap pembelian unit penyertaan, namun jumlahnya relatif kecil bila dibandingkan dengan banyaknya jenis portofolio yang ada di dalam reksadana tersebut. Umumnya batasan minimal dari manajer investasi reksadana untuk setiap unit penyertaan berkisar antara Rp. 200.000 sampai dengan Rp. 5.000.000.
Dikelola oleh manajer profesionalAnda terbebas dari stress ataupun kerepotan karena reksadana dikelola oleh manajer investasi yang handal. Manajer investasi itulah yang mencari peluang investasi yang paling baik untuk reksadana tersebut. Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang unit reksadana. Sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan investasi dari reksadana tersebut.
LikuidYang dimaksud dengan likuiditas disini adalah kemudahan untuk menarik atau me-redeem dana investasi tersebut kapanpun, tidak seperti deposito berjangka yang hanya dapat ditarik pada periode tertentu.
TerdiversifikasiDiversifikasi adalah istilah investasi dimana anda tidak menempatkan seluruh dana anda hanya di dalam satu peluang investasi, dengan maksud membagi dan mengurangi resiko. Manajer investasi melakukan diversifikasi portfolionya dengan memilih berbagai macam saham, sehingga kinerja satu saham tidak akan terlalu mempengaruhi keseluruhan kinerja reksadana. Pada umumnya, reksadana mempunyai kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai perusahaan.Bandingkan situasi diatas jika anda membeli sendiri saham secara langsung, anda mungkin hanya dapat membeli satu jenis saham saja, hingga nilai dari portfolio anda tentunya akan sangat bergantung seluruhnya pada kinerja harga saham tersebut. Jika kinerjanya baik, anda akan mendapatkan keuntungan, tetapi jika harga saham tersebut jatuh, anda juga akan mendapatkan kerugian yang persentasenya sebesar kejatuhan saham tersebut. Diversifikasi memberikan keseimbangan dengan memberikan batasan maksimum tingkat kerugian yang mungkin terjadi atas investasi pada suatu jenis saham.
KutipContoh kasus keuntungan diversifikasi:Anda menginvestasikan Rp. 5.000.000 dalam suatu reksadana yang mempunyai portofolio beberapa macam saham dimana 1% dari asetnya diinvestasikan pada saham perusahaan A.
Pada hari berikutnya, nilai saham dari A mengalami penurunan 25%.
Jika saja anda menginvestasikan seluruh uang anda pada saham A, maka Rp. 5.000.000 anda akan turun menjadi Rp. 3.750.000. Tetapi dalam reksadana, dimana saham A hanya sebesar 1% saja dari keseluruhan portofolio, maka penurunan harga saham A itu hanya sedikit pengaruhnya dari keseluruhan aset reksadana tersebut.
Faktor BiayaApabila anda membandingkan biaya investasi pada reksadana dengan waktu yang anda perlukan untuk memilih saham atau instrumen pasar uang anda secara langsung di bursa, maka anda akan menyadari bahwa berinvestasi di reksadana sebenarnya sangat ekonomis.
Biaya-biaya dalam reksadana adalah:
Biaya manajemen tahunanBiaya tersebut digunakan untuk mengelola reksadana. Anda tidak membayar biaya tersebut secara langsung, tetapi sudah diperhitungkan ke dalam nilai reksadana tersebut. Biaya manajemen untuk reksadana pasar uang biasanya tidak lebih dari 1% per tahun, dan untuk reksadana saham bisa mencapai 2.5% per tahun.
Biaya pembelianBiaya ini dibayar di muka saat membeli unit penyertaan reksadana. Besar biaya tersebut berkisar antara 0% - 5% tergantung dari jenis dan penempatan dari masing-masing reksadana.
Biaya penarikanIni adalah biaya yang dibebankan sewaktu anda menjual atau mencairkan unit penyertaan reksadana anda.
Faktor Risiko
Setiap bisnis ataupun investasi pasti melibatkan unsur risiko, demikian juga dengan reksadana. Faktor-faktor risiko yang terkandung dalam reksadana adalah:
Risiko perubahan kondisi ekonomi makro dan politikSistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi international. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang pasar uang dan pasar modal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa efek di Indonesia, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja portfolio reksadana.
Risiko berkurangnya nilai Unit PenyertaanNilai Unit Penyertaan reksadana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau penurunan Nilai Aktiva Bersih. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh antara lain:
Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya.
Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan penjualan.
Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkaitRisiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha dari manajer investasi telah gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha yang dimaksud dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian dan agen penjual.
Risiko likuiditasPenjualan kembali (pelunasan) tergantung kepada likuiditas dari portfolio atau kemampuan manajer investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai.
Risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan klaim asuransiDalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset reksadana yang disimpan di bank kustodian, maka bank kustodian dilindungi oleh asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. Selama tenggang waktu penggantian tersebut, manajer investasi tidak dapat melakukan transaksi investasi atas surat-surat berharga tersebut, dan kehilangan kesempatan melakukan transaksi investasi ini dapat berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan.
Penentuan Tingkat Risiko AndaAda banyak pengukuran toleransi risiko yang akan memberikan anda beberapa pertanyaan untuk dapat menentukan profil risiko anda. Pada umumnya mereka akan memberitahukan apa yang sebenarnya sudah anda ketahui. Banyak di antara kita yang sudah cukup mengetahui sebenarnya risiko seperti apa yang dapat kita terima sehingga kita tidak memerlukan test semacam itu lagi untuk dapat mengetahuinya.
Tetapi yang perlu anda sadari adalah, bahwa situasi dalam kehidupan anda mungkin akan memaksa anda untuk menerima risiko pada tingkat tertentu, tidak peduli seperti apa tingkat penerimaan anda akan risiko tersebut. Tidak peduli risiko dengan “selera” seperti apa yang ingin anda ambil, ini adalah lebih tentang risiko seperti apa yang sanggup anda terima dalam situasi tersebut.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menentukan risiko yang sanggup anda terima:
Jangka waktu (usia)Semakin panjang jangka waktu (atau semakin muda usia anda), maka akan semakin besar risiko yang dapat anda terima. Semakin panjang waktu yang anda miliki, semakin mampu anda untuk mengarungi siklus dan gejolak pasar, sehingga anda tidak perlu terpaksa menjual di saat merugi, tapi selalu dapat menunggu hingga saatnya profit. Juga kekuatan compounding akan meningkatkan nilai portfolio anda seiring dengan berlalunya waktu.Kebalikannya adalah, semakin sedikit waktu yang anda miliki (atau semakin tua usia anda), maka semakin sedikit risiko yang dapat anda terima. Jika anda sudah dekat dengan masa pensiun, maka yang terbaik adalah anda menginvestasikan dana anda dalam reksadana yang bersifat konservatif. Ini karena anda tentunya tidak ingin berada dalam situasi sangat memerlukan dana tersebut di saat pasar sedang dalam keadaan menurun. Anda dapat dipaksa oleh keadaan untuk menjual aset anda di saat yang tidak menguntungkan tersebut.
Transisi risikoSaat jangka waktu investasi anda telah dekat, anda harus menurunkan tingkat risiko investasi anda. Misalnya, saat ini anda telah memiliki investasi berpotensi keuntungan tinggi tetapi juga berisiko tinggi, untuk 20 tahun. Pada tahun ke-15, adalah hal yang bijaksana untuk menurunkannya ke tingkat menengah, dan kemudian menurunkannya lagi ke tingkat rendah pada tahun ke-18. Dengan cara ini anda dapat tetap mempertahankan keuntungan yang telah didapat pada tahun-tahun sebelumnya.
TabunganJika anda telah memiliki tabungan paling tidak senilai 4 - 6 bulan gaji, maka anda akan lebih sanggup untuk dapat berinvestasi dalam investasi berisiko tinggi. Di saat darurat, anda masih memiliki cukup dana cash sehingga anda tidak perlu untuk melikuidasi investasi anda.Jika anda belum memiliki sejumlah dana cash ini, maka anda lebih baik menempatkan investasi anda pada tingkat risiko yang rendah. Sewaktu-waktu anda memerlukannya, besar kemungkinan anda tidak akan mengalami kerugian karena penurunan nilai.
Gaya hidupPerhatikan baik-baik gaya hidup anda. Pensiun seperti bagaimana yang anda inginkan? Atau untuk tujuan apa anda berinvestasi? Jika anda sudah merasa puas dengan sebuah rumah sederhana saat pensiun, maka anda tidak perlu mengambil risiko tinggi, tanpa peduli berapa usia anda sekarang.Tidak perlu berinvestasi dalam investasi berisiko tinggi hanya karena ikut-ikutan. Tentukan terlebih dahulu apa yang anda perlukan dan berinvestasilah sesuai dengan hal itu.
Secara umum, ada korelasi yang sangat erat antara tingkat risiko dan potensi keuntungan. Semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin tinggi juga potensi keuntungannya. Perlu diperhatikan disini istilah “potensi” yang berarti juga tidak ada jaminan pasti. Instrumen berisiko tinggi terkadang juga mengalami kerugian besar.
Jadi anda harus berhati-hati untuk menentukan apakah situasi hidup anda cukup memungkinkan bagi anda untuk menerima kerugian seperti itu. Jika tidak, maka lebih baik anda memilih investasi pada tingkat risiko yang lebih rendah, tidak peduli seperti apa pun “selera” anda tentang risiko
Dikutip dari: http://www.forumreksadana.com/index.php/topic,2.0.html

INVESTASI DI REKSADANA

Memang pernah disinggung sebelumnya soal investasi dan cara cepat untuk kaya, namun kali ini saya akan coba mengulas lebih detil soal investasi di reksadana. Seperti yang Anda mungkin sudah tahu, reksadana (mutual fund) adalah wahana yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat (pemodal) untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi (MI). Portofolio efek tersebut bisa berupa saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau kombinasi dari beberapa di antaranya.
Orang bilang jangan letakkan telur-telur Anda dalam satu keranjang. Maksudnya, untuk mengoptimalkan keuntungan sekaligus meminimalkan risiko perlu dilakukan diversifikasi agar bila terjadi kerugian pada satu aset, masih bisa di-cover dengan aset lain untuk menghindari kerugian maksimal. Konsekuensinya, kita perlu membangun suatu portofolio aset, yakni sekumpulan aset dengan berbagai profil risiko yang berbeda seperti saham, obligasi, deposito, dan lainnya. Repotnya, untuk membangun portofolio ideal diperlukan dana yang relatif besar; hitung-hitungan saya, paling tidak perlu Rp 10 miliar.
Reksadana kemudian muncul sebagai solusi agar pemodal tak lagi kesulitan dalam berinvestasi. Kesulitan berupa dana yang mepet, keterbatasan pengetahuan dan informasi, kurangnya waktu dan tenaga untuk memonitor portofolio, dan risiko-risiko lain dapat diatasi dengan reksadana. Sebagai gambaran, penduduk Indonesia saat ini sekitar 230 juta jiwa, namun dana yang terkumpul dalam reksadana baru sekitar Rp 60 triliun saja (2006). Itu artinya reksadana masih merupakan wahana yang bagus dan potensial untuk berinvestasi.
Keuntungan Berinvestasi di Reksadana
Investor memiliki akses untuk menyusun portofolio dari beragam instrumen investasi yang sulit (dan mahal) untuk dilakukan sendiri.
Diversifikasi secara otomatis. Portofolio investor dengan sendirinya akan tersebar ke beragam aset sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Barrier to entry rendah. Siapapun bisa memulai berinvestasi reksadana as low as Rp 200 ribu saja.
Investasi dikelola oleh MI profesional dengan administrasi oleh kustodian dan diawasi secara ketat oleh Bapepam LK.
Hasil investasi reksadana bukan (belum) menjadi obyek pajak. Kupon dari obligasi hingga saat ini juga belum menjadi obyek pajak.
Likuiditas tinggi. Unit penyertaan dapat dibeli atau dijual kembali setiap hari bursa melalui MI.
Investor institusional seperti dana pensiun, bank, perusahaan swasta, juga dapat memetik keuntungan dari reksadana.
Bagi pemerintah dan perusahaan emiten, reksadana merupakan salah satu sumber dana investasi yang dapat menjangkau investor secara luas sehingga dana terkumpul bisa jauh lebih besar.
Jenis-jenis Reksadana
Berdasar aturan hukumnya, reksadana dibagi menjadi:
Reksadana berbentuk perseroanPerseroan menghimpun dana dengan menjual saham perdana (IPO), kemudian menggunakan dana tersebut untuk diinvestasikan dalam berbagai jenis efek.
Reksadana terbuka (open-end investment company); dimana investor bisa membeli saham dari reksadana dan menjual kembali tanpa dibatasi jumlah saham yang diterbitkan.
Reksadana tertutup (close-end investment company); investor hanya bisa melakukan jual beli melalui bursa efek dimana saham reksadana tersebut tercatat dengan jumlah tertentu.
Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)Ini bentuk yang paling lazim, dimana ada kontrak antara MI dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan (UP). MI diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan bank kustodian memiliki wewenang untuk melakukan penitipan kolektif. Reksadana KIK tidak menerbitkan saham melainkan melalui UP sampai sebesar jumlah yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Investor yang berpartisipasi akan mendapat bukti penyertaan berupa surat konfirmasi dari bank kustodian.
Menurut portofolio investasinya, reksadana dibagi menjadi:
Reksadana Pasar UangReksadana yang mayoritas alokasi investasinya pada efek pasar uang, yaitu efek utang berjangka kurang dari satu tahun seperti SBI, deposito, dan sebagainya. Tingkat risiko (dan return) relatif paling rendah. Reksadana ini cocok untuk jangka pendek sebagai pelengkap tabungan atau deposito. Tidak ada biaya pembelian dan penjualan kembali. NAB/NAV per UP selalu “di-reset” Rp 1.000 setiap harinya.
Reksadana Pendapatan TetapReksadana yang setidaknya 80% alokasi investasinya pada efek utang jangka panjang. Potensi risiko dan return lebih besar daripada tabungan, deposito, atau reksadana pasar uang. Cocok untuk investasi jangka menengah (kurang dari 5 tahun). Ada sebagian reksadana yang membagikan keuntungan berupa dividen secara berkala.
Reksadana SahamReksadana yang melakukan investasi sekurangnya 80% dari portofolio ke efek ekuitas (saham). Dibanding reksadana lain, potensi risiko dan return relatif paling tinggi dan cocok untuk jangka panjang (3 tahun atau lebih).
Reksadana CampuranAlokasi aset merupakan kombinasi antara efek ekuitas dan efek hutang yang tidak termasuk dalam kategori di atas. Potensi risiko dan return biasanya berada di antara reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham.
Terdapat juga beberapa jenis reksadana lain seperti reksadana terproteksi, reksadana index fund, reksadana LQ45 ETF, juga reksadana internasional yang sangat beragam. Pembahasan lebih lanjut insya Allah akan ditulis di kesempatan yang lain.
Manajer Investasi (MI)
Dialah yang bertanggung jawab mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana. MI take care terhadap setiap kegiatan investasi, mulai dari analisis investasi, pengambilan keputusan, monitoring pasar, atau mengambil tindakan emergency yang sekiranya diperlukan. MI harus mendapat ijin dari Bapepam LK. MI mendapat imbalan jasa dalam bentuk management fee, performance fee, dan entry/exit fee.
Bank Kustodian
Adalah pihak yang memegang dana investasi sehingga dana investor tidak dipegang langsung dan/atau disalahgunakan oleh MI. Bank kustodian mengawasi setiap penggunaan dana. Biasanya merupakan bank umum yang disetujui Bapepam LK untuk menyelenggarakan jasa kustodian atau penitipan efek secara kolektif dan harta lain serta menerima dividen, bunga, atau hak-hak lainnya. Bank kustodian mengutip custodian fee sekian persen dari dana kelolaan yang dipotong langsung dari NAB/NAV.
Selain sebagai lembaga penitipan dan pengamanan, bank kustodian juga merupakan administrator yang mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya dan bertugas menghitung NAB/NAV setiap jenis reksadana KIK per akhir hari bursa untuk kemudian diumumkan melalui media. Bank kustodian juga berfungsi sebagai transfer agent, yang mencatat seluruh transaksi seperti pembelian (subscription) atau pencairan (redemption) yang dilakukan tiap nasabah.
Selain menyelesaikan transaksi efek, bank kustodian akan memberikan surat konfirmasi sebagai tanda bukti atas setiap transaksi reksadana. Kalau investor melakukan transaksi langsung ke perusahaan pengelola reksadana, tanda bukti akan diberikan langsung kepada investor. Sementara bila investor bertransaksi melalui selling agent (seperti bank), biasanya tanda bukti “dititipkan” di selling agent tersebut.
Prospektus Reksadana
Buat sebagian orang mungkin merupakan dokumen yang garing dan membosankan. Tapi sesungguhnya prospektus adalah bacaan wajib yang perlu dipahami dan dijadikan acuan sebelum investor melakukan investasi di reksadana. Biasanya prospektus mendeskripsikan satu jenis reksadana, namun kadang mendeskripsikan juga beberapa reksadana sekaligus yang dikelola oleh perusahaan pengelola reksadana yang sama.
Periode perhitungan reksadana biasanya dimulai 1 Januari berakhir 31 Desember. Pada tiap periode tersebut biasanya prospektus diterbitkan oleh perusahaan pengelola reksadana. Berikut beberapa bagian penting dalam prospektus reksadana:
Sampul depan (front cover)Memuat tanggal efektif reksadana pertama kali dikenalkan, tanggal mulai penawaran, pernyataan disclaimer, penjelasan singkat tentang reksadana (bentuk, tujuan, komposisi), informasi penawaran (jumlah UP, NAV/NAB, biaya-biaya, minimum pembelian), MI, bank kustodian, dan tanggal penerbitan prospektus.
Istilah dan definisi
Informasi/keterangan reksadana yang ditawarkanPada bagian ini berisi berisi mengenai dasar hukum reksa dana, pembentukan reksa dana, penawaran umum, pihak-pihak yang menempatkan dana awal, manfaat dari investasi pada reksa dana yang ditawarkan, dan pengelola reksa dana.
Manajer investasi
Bank kustodian
Tujuan dan kebijakan investasiSesuai Peraturan Bapepam LK No. IV.B1 mengenai Pedoman Pengelolaan Reksa Dana berbentuk KIK perlu dijelaskan tentang tujuan dan kebijakan investasi reksadana yang ditawarkan, batasan-batasan, kebijakan pembagian keuntungan (profit-sharing), dan proses investasi itu sendiri.
Metode penghitungan nilai pasar wajarBiasanya memuat Surat Keputusan Ketua Bapepam LK No. Kep-24/PM/2004 19 Agustus tentang tata cara penghitungan nilai pasar wajar dari efek portofolio reksadana.
Perpajakan
Faktor-faktor risiko
Imbalan jasa dan alokasi biaya
Hak-hak pemegang unit penyertaan
Pembubaran dan likuidasi
Pendapat dari segi hukum
Pendapat akuntan tentang laporan keuangan
Tata cara dan persyaratan pembelian UP
Tata cara dan persyaratan penjualan kembali UP
Tata cara dan persyaratan pengalihan UP
Skema pembelian dan penjualan kembali UP
Penyebarluasan prospektus dan form pembelian UP
Laporan Keuangan Tahunan Reksadana
Tiap periode (tahun) perusahaan pengelola reksadana harus mengeluarkan laporan keuangan akhir tahun yang diaudit oleh auditor independen. Biasanya disertakan juga surat pemegang saham (shareholder letter) yang ditulis oleh presiden direktur atau MI yang berisi tinjauan tujuan investasi dan kinerja selama periode tersebut. Biasanya dibandingkan juga (benchmarking) kinerja reksadana dengan parameter industri seperti IHSG atau JII.
Laporan tahunan dilengkapi dengan tabel dan grafik untuk membandingkan pertumbuhan reksadana selama periode tertentu dan menjelaskan komposisi/persentase instrumen efek yang dimiliki. Laporan ini juga memaparkan NAB/NAV serta laba bersih yang diperoleh. Selain dari laporan tahunan, NAB/NAV lazim dimuat di surat kabar/majalah terkemuka dan situs internet seperti Bisnis Indonesia (registrasi gratis).
Laporan tahunan juga memuat posisi aktiva dan pasiva di penutupan pasar saham dan obligasi pada tanggal pelaporan. Aktiva adalah seberapa banyak investasi yang dilakukan di pasar, jaminan yang dipegang untuk dipinjamkan, serta piutang yang dimiliki. Pasiva adalah jumlah utang yang digunakan untuk membeli efek.
Portofolio dan perputaran portofolio (portofolio turnover) yang dibeli dan dijual selama periode tersebut juga dicantumkan dalam laporan tahunan. Prinsipnya, makin tinggi turnover biasanya menambah biaya transaksi dan menggerus potensi laba. Kebanyakan reksadana agresif yang mengejar pertumbuhan biasanya memiliki turnover sangat tinggi.
Catatan kaki (footnotes), yang mencakup hal-hal lain seperti kebijakan akuntansi, pihak-pihak berkepentingan, serta transaksi affiliasi (arms-length transaction) biasanya juga dicantumkan dalam laporan keuangan tersebut. Selain prospektus, laporan keuangan adalah bahan informasi penting yang mutlak dimiliki dan dimengerti investor guna pengambilan keputusan investasi.
Unit Penyertaan (UP)
Adalah satuan investasi dalam reksadana. Pada saat penawaran umum perdana, UP ditetapkan Rp 1.000 kecuali reksadana pasar uang yang selalu ditetapkan Rp 1.000 setiap awal hari bursa. Bila pada penawaran umum suatu reksadana terkumpul dana sebesar Rp 100 juta berarti ada 100 ribu lembar UP beredar dengan NAB/NAV Rp 1.000/UP.
NAB/NAV dalam rupiah biasanya dihitung sampai 4 angka desimal. Dalam contoh berikut, angka desimal dihilangkan hanya untuk kemudahan perhitungan semata.
Nilai Aktiva Bersih (NAB)/Net Asset Value (NAV)
Mengikuti contoh di atas, misalkan selama suatu periode MI mampu membukukan keuntungan 40% maka dana yang terkumpul akan menjadi Rp 140 juta. Jika sebelumnya NAB/NAV sebesar Rp 1.000/UP, kini nilainya naik jadi Rp 1.400/UP. Misal biaya yang dibebankan 1%, maka NAB/NAV Rp 138,6 juta atau Rp 1.386 per UP. Setelah dikurangi biaya-biaya tersebut, hasil investasi akan menjadi hak investor.
Misalkan saya berinvestasi dengan membeli 50 ribu UP pada penawaran umum, maka saya harus mengeluarkan dana Rp 1.000/UP atau Rp 50 juta. Jika saya ingin menjual UP yang saya miliki saat ini dengan harga Rp 1.386/UP maka saya akan menerima dana sebesar Rp 69,3 juta. Keuntungan yang saya peroleh sebesar Rp 19,3 juta.
Bila saat ini Anda ingin masuk, Anda harus membeli dengan harga Rp 1.386/UP. Misalkan Anda membeli 10 ribu UP, maka Anda harus membayar Rp 13,86 juta. Seandainya beberapa bulan kemudian NAB/NAV turun menjadi Rp 1.350/UP dan Anda ingin menjual reksadana Anda, maka Anda akan menerima dana Rp 13,5 juta. Dalam kasus ini Anda menderita rugi Rp 360 ribu.
Nilai NAB/NAV selalu update tiap hari bursa oleh bank kustodian dan diterbitkan di berbagai media. NAB/NAV tak serta merta menggambarkan mahal tidaknya reksadana. Reksadana yang baru ditawarkan biasanya NAB/NAVnya murah, sementara reksadana yang sudah eksis cukup lama bisa jadi memiliki NAB/NAV tinggi. Namun, NAB/NAV juga bisa dipengaruhi misalkan oleh kebijakan MI untuk melakukan split ratio yang akan mengubah nilai NAB/NAV dan jumlah UP — walau pada akhirnya nilai investasinya sama saja.
Membeli dan Menjual Reksadana
Membeli reksadana dikenakan selling fee tertentu. Misal suatu hari Anda membeli reksadana dengan investasi Rp 10 juta, NAB/NAV Rp 1.350/UP, dan selling fee sebesar 1%. Jumlah UP yang bisa diperoleh dapat dihitung dengan rumus:
UP = [investasi (1 - fee)] : NAB/NAV
UP = [Rp 10 jt (1 - 0,01)] : Rp 1.350/UP
UP = 7.333,3333 unit
NAB/NAV dihitung setiap akhir hari bursa. Jika Anda membayar dan memasukkan inquiry sebelum jam 12.00 WIB, NAB/NAV dihitung pada akhir hari tersebut. Namun juka Anda membeli setelah pukul 12.00 WIB, Anda akan dimasukkan ke NAB/NAV hari bursa berikutnya.
Sementara saat menjual reksadana, Anda akan dikenakan redemption fee. Misal hari ini Anda ingin membeli reksadana yang Anda beli di atas dengan NAB/NAV Rp 2.025/UP dan redemption fee sebesar 1,5%. Besarnya redemption dapat dihitung dengan rumus:
Redemption = UP x NAB/NAV (1 – fee)
Redemption = 7.333,3333 x Rp 2.025/UP (1 – 0,015)
Redemption = Rp 14.627.250
Jadi besarnya keuntungan anda adalah sebesar Rp 4.627.250. Return on investment (ROI) investasi Anda sebesar 46,27%.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Bagaimana cara mengetahui baik/tidaknya MI?
MI tak ubahnya nakhoda yang dituntut piawai mengarungi volatilitas ombak di pasar. Ia harus bisa memainkan portofolionya dengan baik. MI yang baik biasanya punya target (benchmark) tertentu yang bisa (dan harus) dilampaui. Benchmark tersebut bisa IHSG, JII, rata-rata reksadana, kinerja sektoral, atau lainnya.
Jangan buru-buru menjustifikasi kinerja MI yang mungkin minus atau underperform dalam beberapa bulan. Untuk mengukur kinerja perlu dibandingkan selama 1 tahun apakah MI tersebut bisa mengalahkan benchmark atau tidak. Bisa jadi kinerja yang minus selama beberapa bulan merupakan strategi untuk menyiapkan portofolio aset di sektor lain yang akan menanjak di bulan-bulan berikutnya.
Apakah NAB/NAV dan AUM yang tinggi merupakan indikator yang baik?
NAB/NAV memang mempengaruhi dana kita. NAB/NAV tinggi berarti unit penyertaan kita banyak dan dana kita di reksadana tersebut meningkat. Begitu juga sebaliknya. Perubahan NAB/NAV dipengaruhi oleh pergerakan aset reksadana. Misal ada investor besar yang perlu dana kas dan melakukan redeem. MI harus menjual aset reksadananya supaya bisa membayar investor. Dalam hal ini tentu NAB/NAV berkurang.
Kasus lain, MI mungkin sedang mengatur strategi dengan bandar (market maker) di bursa. MI melakukan cut loss dan menjual saham-saham jelek miliknya dan bersiap untuk terbang bersama bandar lain. Adanya cut loss ini bisa juga mengurangi NAB/NAV. NAB/NAV bukan harga mati karena perlu dilihat mendalam bagaimana MI mengatur stuktur portofolionya. Bisa jadi NAB/NAV besar tapi unit penyertaan investornya diperkecil, atau sebaliknya.
Asset under management (AUM) yang besar juga tak bisa dijadikan patokan. AUM besar tapi return tak terlalu bagus berarti MI tak pintar mengelola dananya. Walau begitu, reksadana AUM besar memang cenderung lebih “aman” daripada reksadana dengan AUM rendah. Yang terpenting, tentu saja adalah ritme dan pola performa. MI yang bagus biasanya memiliki kinerja yang stabil dengan return di atas rata-rata pasar.
NAB/NAV tinggi juga tak selalu berarti MI mengoleksi portofolio aset yang mahal. Mahal tidaknya suatu reksadana, menurut saya, harus dilihat pada nilai underlying asset portofolio reksadana itu sendiri.
Apakah saya harus membeli reksadana dengan NAB/NAV tinggi karena banyak investor yang masuk ke sana?
Harus disadari bahwa banyaknya investor yang masuk ke reksadana biasanya lebih disebabkan oleh marketing campaign yang dilakukan — bukan serta merta karena kinerja dan performa MI yang bersangkutan. Kedua, kita hanya bisa menebak-nebak jumlah investor yang terlibat dengan melihat total dana kelolaan (AUM).
Saya pernah membaca paper yang menunjukkan bahwa reksadana unggulan tak selalu sebanding dengan jumlah investor yang terlibat di dalamnya. Reksadana unggulan harus dicermati melalui kinerja selama beberapa periode (tahun) sebelumnya — apakah selalu stabil dan konstan mampu melampaui benchmark pasar. Walau demikian, kinerja masa lalu juga tidak selalu menjamin akan kinerja di masa yang akan datang. Reksadana unggulan di 12 bulan sebelumnya hampir pasti akan memberikan return lebih jelek di tahun berikutnya karena sudah “panas” (overheating). Begitu juga sebaliknya.
Bagaimana prospek reksadana saat ini?
Dilihat lima tahun ke belakang, kinerja reksadana relatif bagus. IHSG sudah tembus level 2.000. Reksadana rata-rata memberi return 20% secara kontinu pada tahun-tahun tersebut. Kalau kita invest Rp 10 juta, bisa dapat return Rp 2 juta. Kalau kita invest Rp 100 juta, return kita Rp 20 juta. Cukup bagus.
Di level makroekonomi, terlihat bahwa BI mempertahankan BI rate-nya stabil di 9%. Cadangan devisa per Maret 2007 naik hingga US$ 47,221 miliar. Ekonomi tumbuh 5,4% y-o-y pada kuartal pertama 2007. Sementara rupiah menguat terhadap USD. Asumsi (dan semoga saja) tidak terjadi bencana atau force majeur, indikator makroekonomi cukup bagus.
Sebagai gambaran, penduduk Indonesia saat ini berjumlah sekitar 230 juta jiwa. Namun dana yang terkumpul dalam reksadana baru sekitar Rp 60 triliun saja (2007). Itu artinya, tiap penduduk Indonesia baru berinvestasi di reksadana sebesar Rp 260 saja. Reksadana masih jadi wahana investasi yang sangat prospektif ke depannya.
Inikah saat yang tepat untuk membeli reksadana X?
Ini pertanyaan sulit. Setelah mengalami crash dua tahun lalu, pasar reksadana saat ini memang sedang tinggi-tingginya yang memungkinkan penurunan kurva yang menukik tajam sangat mungkin terjadi. Tapi menunggu pasar berada pada titik terendah juga sulit. Selain susah diprediksi, investor juga akan selalu dilematis, takut, dan cenderung untuk wait and see.
Buat saya, kapan saja masuk ke reksadana tidaklah jadi masalah karena posisi pasar seperti apapun (tinggi, stagnan, turun) selalu ada kebingungan dan keraguan untuk berinvestasi. Jangan punya pikiran apakah ini saat yang tepat atau tidak tepat untuk masuk. Sebab dengan begini kita bisa jadi tak akan pernah sukses dalam berinvestasi.
Cara terbaik adalah dengan membuat rencana jangka panjang, disiplin, stick with it: rupiah cost averaging (RCA). Prinsipnya, setiap bulan (atau sekian bulan tertentu) kita harus disiplin menyisihkan dana untuk dimasukkan ke program investasi. Jangan pernah merubah rencana ini karena tanpa ada usaha konkrit berkesinambungan, kita akan melewati masa-masa membingungkan dengan berbagai keraguan dan kepanikan yang selalu menghantui.
Bagaimana cara berinvestasi reksadana yang tepat?
Menurut saya, RCA adalah metode investasi yang tepat. Perhatikan ilustrasi berikut. Tabungan Rp 100 ribu yang didiamkan saja dengan bunga 5% per tahun akan bernilai Rp 338.635 saat 25 tahun kemudian. Kalau setiap bulan Rp 100 ribu selalu ditambahkan (dengan tingkat bunga yang sama) akan bernilai Rp 4.772.600 25 tahun kemudian.
Hal yang sama berlaku juga buat reksadana. Asumsi usia Anda sekarang 30 tahun dan hendak pensiun pada usia 60 tahun nanti. Anda menyisihkan Rp 500 ribu per bulan untuk diinvestasikan pada reksadana pendapatan tetap dengan return 12% per tahun. Investasi Anda akan bernilai Rp 120.665.000 saat Anda pensiun. Kalau Anda berinvestasi pada reksadana saham yang bisa memberi return 35% per tahun, maka investasi Anda saat Anda pensiun akan bernilai Rp 11.610.629.000.
Perhitungan di atas tentu sangat konservatif, karena rata-rata reksadana bisa memberi return lebih tinggi dari rate tersebut. Silakan kalkulasikan sendiri jika seandainya Anda menyisihkan bukan Rp 500 ribu per bulan, melainkan Rp 1 juta atau Rp 2 juta per bulannya. Itulah mengapa Albert Einstein pernah berujar bahwa the greatest force in the world is compound interest.
Bagaimana menyiasati biaya-biaya dalam reksadana?
Ini agak tricky karena tiap perusahaan pengelola reksadana punya aturan main berbeda-beda. Ada yang masuknya murah sementara keluarnya berbiaya tinggi. Ada yang masuk-keluar murah, namun ada pemotongan dari NAB/NAV yang kita tak tahu. Ada juga yang menerapkan performance fee yang dibebankan andaikata performa dalam satu periode melebih target sekian persen.
Kadang kita bisa membeli langsung ke perusahaan pengelola reksadana, namun kadang hanya bisa dibeli lewat selling agent (bank). Kadang, membeli reksadana dari bank A bisa lebih murah dari B. Biasanya, membeli via bank swasta atau bank asing jatuhnya lebih mahal karena mereka prefer pada investor menengah ke atas supaya komisi yang diperoleh lebih besar. Membeli via bank pemerintah atau bank swasta menengah yang retail-oriented bisa jatuh lebih murah.
Sebagai contoh, reksadana Schroders yang dibeli via HSBC harus ada dana minimal Rp 50 juta. Melalui BCA, Anda harus jadi nasabah prioritas dengan saldo minimal Rp 200 juta. Sementara membeli via Bank Mandiri atau CommonwealthBank minimal cuma Rp 10 juta. Di CommonwealthBank malah bisa membuka rekening dengan saldo nol dan tetap bebas biaya administrasi dan bulanan.
Terkadang, membeli langsung dan membeli via “switching” jatuhnya bisa berbeda. Misal, untuk masuk langsung ke Schroders Dana Prestasi Plus akan dikenakan fee 2%. Tapi Anda bisa menyiasati dengan membeli Schroder Dana Istimewa yang fee-nya 0%. Setelah itu, Anda bisa switch ke Schroders Dana Prestasi Plus dengan fee hanya 0,5%. Anda bisa menghemat 1,5%. Supaya tak repot bolak-balik, semua transaksi bisa dilakukan hari itu juga. Pembelian diproses hari ini sementara switching diproses untuk hari berikutnya.
Dalam beberapa kasus, fee ini memang bisa dinegosiasikan. Namun, trik-trik di atas juga bisa dilakukan agar bisa menghemat banyak sehingga dana yang diinvestasikan bisa jatuhnya lebih besar.
Haruskah saya membeli reksadana di perusahaan pengelola reksadana yang punya nama?
Ada baiknya ya. Perusahaan pengelola reksadana bonafit biasanya dijalankan secara sangat profesional, mulai dari aktivitas investasinya, administrasinya, pelayanan nasabah, sampai pemaparan jelas biaya-biaya yang ada secara detil. Saya juga menyukai perusahaan pengelola reksadana yang punya nama di dunia internasional. Mereka biasanya memiliki aset kelolaan (AUM) besar dan didukung penuh oleh parent company-nya. Sebagai contoh:
Schroders Investment Management IndonesiaBerpusat di Inggris dengan AUM total Rp 15 T lebih, dengan Rp 12 T di reksadana dan sisanya di discretionary fund.
Manulife Asset Management IndonesiaPunya AUM Rp 12 T dengan Rp 5 T reksadana dan Rp 7,5 T di discretionary fund. Kantor pusatnya di Kanada.
Fortis Investments IndonesiaAsal Belanda dengan AUM sebesar Rp 7,5 T (Rp 5 T di reksadana dan Rp 2 T di discretionary fund).
Hal ini “menguntungkan” manakala pasar turun dan terjadi redemption rush yang serentak. MI mau tak mau harus menjual asetnya untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut. Repotnya, perusahaan pengelola reksadana dengan AUM kecil biasanya terpukul karena akan mengacaukan pengaturan strategi portofolionya. Namun perusahaan pengelola reksadana dengan jaringan internasional biasanya akan selalu dibantu oleh parent company atau grup afiliasi mereka tanpa mengganggu strategi portofolionya.
Hanya saja, terkadang perusahaan pengelola reksadana bagus yang ngetop akan mempunyai customer base yang besar. Karena kewalahan, mereka terpaksa merekrut freelancer (outsource) dari luar yang biasanya dibebani target. Akibatnya, kadang mereka (freelancer) kurang memberikan pelayanan dan informasi yang bagus kecuali memaksakan diri untuk menjual banyak demi mengejar komisi. Karenanya, ada baiknya Anda datang langsung dan bertemu langsung dengan in-house marketing-nya agar tak dikadalin para marketer.
Selain itu, menurut saya the man behind the gun juga tak kalah penting. Kalau menyebut nama-nama MI seperti Michael Tjoajadi (Schroders), Winston Sual (Panin), Cholis Baidowi (Trimegah), atau lainnya, bisa dipastikan jadi “jaminan” investasi kita.
Haruskah saya mendiversifikasi reksadana?
Kalau saya, ya. Diversifikasi ke banyak sektor reksadana berarti menyerap volatilitas yang berbeda pula. Artinya, kita tak perlu takut akan satu volatilitas pasar. Misal ketika pasar saham sedang sangat volatile, kita masih bisa mengandalkan pemasukan bagus dari reksadana pendapatan tetap atau dari reksadana pasar uang. Begitu juga sebaliknya.
Anda bisa mengalokasikan misal 40% ke reksadana saham, 40% reksadana campuran, dan 20% reksadana pasar uang. Asumsinya, bursa saham sedang hangat dan berpotensi tinggi memberi profit. Reksadana campuran dipilih karena MI punya mandat untuk memindah dana dari saham ke instrumen lain guna menghindar dari performa minus. Artinya, potensi return mungkin tak setinggi reksadana saham, tetapi masih di atas reksadana pendapatan tetap dan juga masih cukup “save.” Sementara reksadana pasar uang diambil guna memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek.
Tentu komposisi ini bisa diubah-ubah sesuai preferensi dan profil risiko masing-masing investor. Pun ketika pasar berganti angin, Anda bisa melakukan rebalancing portofolio dan mengubah komposisi tersebut.
Bagaimana kunci sukses berinvestasi di reksadana?
Buat saya, yang terpenting adalah jangan terlalu mudah panik dan terpancing euforia pasar. Santai saja kalau bulan ini minus, karena beberapa saat lagi akan pick-up dengan sendirinya. Juga jangan mudah termakan gosip. Justru ketika pasar panik dan redemption besar-besaran, malah kita bisa membeli dengan harga murah (NAB/NAV rendah) dengan potensi untuk membaik di kemudian hari.
Kedua, horizon investasi Anda sebaiknya harus jangka panjang. Keputusan ada di tangan Anda. Asalkan bisa disiplin dan stick with it, return bagus pasti bisa didapat. Baca juga tentang cara berinvestasi reksadana yang tepat pada item pertanyaan di atas.
Ketiga, pilihlah perusahaan pengelola reksadana dengan latar belakang yang bagus dan stabilitas serta likuiditas yang sudah teruji. Nama-nama besar seperti Schroders, Manulife, Fortis (asing), atau Trimegah, Danareksa, Panin (lokal) mungkin perlu dipertimbangkan.
Apa sajakah risiko berinvestasi di reksadana?
Risiko yang mutlak dihadapi adalah turunnya NAB/NAV ketika pasar sedang kurang bergairah. Risiko lain adalah wanprestasi (default), yaitu kegagalan emiten, penerbit surat berharga, atau pihak lain yang terkait dengan transaksi gagal memenuhi kewajibannya. Reksadana juga tak luput dari risiko likuiditas dalam hal cepat-lambatnya investor dapat mencairkan unit penyertaannya.
Selain menawarkan peluang yang menggiurkan, reksadana khususnya di Indonesia memang masih memiliki potensi risiko seperti kendala peraturan, perlindungan investor, pembenahan internal pengelola reksadana, sampai soal pembelajaran publik agar masyarakat tidak terjebak semata-mata pada iming-iming return yang menggiurkan.
Bapepam LK sendiri belakangan terus menerus menggiatkan pengawasan reksadana. Banyak MI nakal yang ditegur dan dikenai sanksi. Aturan-aturan lain juga terus diperbarui demi melindungi investor. Namun di balik semua itu, mari kita sama-sama belajar dari pengalaman masa lalu dan pengalaman negara lain agar semoga reksadana kita bisa tumbuh dan berkembang dengan bagus.
Last but Not Least
Betapapun, berinvestasi beneran (mungkin) tidak untuk semua orang. Anda memang tak perlu jadi sehebat Warren Buffett, tetapi Anda musti memiliki mindset seorang investor. Investor yang arif, bisa mengalokasikan waktu dan uangnya dengan baik, serta memiliki pengetahuan akan dunia keuangan yang mumpuni. Dan pembelajaran itu butuh proses dan pengalaman yang tidak instan.
Selamat berinvestasi di reksadana dan semoga sukses.